Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya drh. Sunarno Aristono menyatakan salah satu sampel daging sapi yang diambil dari lapak seorang pedagang di tepi Jalan Pegirian terindikasi sebagai daging gelonggong.

Hal itu diketahui setelah terbitnya hasil uji laboratorium terkait kandungan kadar air yang dilakukan oleh DKPP setempat.

"Hasil laboratorium sampel daging yang kami ambil kemarin memang menunjukkan kadar air lebih dari 80 persen, indikasi gelonggongan," kata Aris kepada wartawan di Kantor Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya, Kamis.

Sedangkan satu sampel dari lapak lainnya dinyatakan tidak terindikasi daging gelonggong, karena kandungan kadar airnya masih dalam batas wajar, yakni sebesar 70 persen.

"Daging yang kualitasnya bagus itu kadar airnya sekitar 60-70 persen, kalau lebih sampai 80 persen atau lebih terindikasi gelonggong," ujarnya. 

Aris menyebut daging gelonggong mampu menyebabkan gangguan kesehatan, karena sifatnya yang lebih cepat busuk.

"Kadar air yang banyak mudah membuat daging jadi busuk, sehingga ada bakteri ecolli, salmonella dan bisa menyebabkan diare," ucapnya.

Sebelumnya, DKPP Kota Surabaya bersama petugas RPH, TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat melakukan pengawasan di sekitaran Jalan Pegirian dan Arimbi untuk mencegah masuk peredaran daging gelonggong, pada Selasa (30/8/2023) dini hari.

Kemudian saat berkeliling, petugas mendapati adanya daging yang menunjukkan ciri-ciri daging gelonggong, yakni terlihat basah dan muncul tetesan air yang bercampur dengan darah. Kemudian, tekstur daging lunak.

Melihat temuan itu, tim dari DKPP setempat langsung membawa daging tersebut untuk dilakukan pengujian sampel.

Pengujian yang dilakukan, yakni untuk mengetahui kadar air di dalam daging tersebut.

DKPP juga mengambil sampel daging dengan kualitas bagus untuk dijadikan perbandingan kadar airnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023