Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengembangkan budidaya udang vaname dengan sistem Budidaya Udang Vaname Kolam Bundar menggunakan RAS di Media Air Laut Buatan (Bumi Kraksaan).
"Untuk mengembangkan budidaya udang vaname sistem Bumi Kraksaan, kami menggelar bimbingan teknis (bimtek) untuk kelompok pembudidaya ikan dari beberapa desa di Probolinggo," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Rabu.
Kegiatan bimtek diikuti oleh 25 peserta terdiri atas kelompok dan pembudidaya ikan dari Desa Gili Ketapang di Kecamatan Sumberasih, Desa Pajurangan dan Desa Pesisir di Kecamatan Gending, Desa Kedungdalem dan Desa Pabean di Kecamatan Dringu, Desa Gejugan, Penambangan dan Ketompen di Kecamatan Pajarakan, serta Desa Kalibuntu di Kecamatan Kraksaan.
Selama kegiatan, Tim Inovator Bumi Kraksaan memberikan materi persiapan air budidaya (pembuatan air laut buatan), penebaran benur dan pengelolaan kualitas air, RAS (Recirculating Aquaculture System) dan pengelolaan setelah blind feeding serta feeding program (pengelolaan pakan).
"Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang budaya udang vaname dengan sistem Bumi Kraksaan pada pembudidaya, kemudian melatih dan memberikan pemahaman pada kelompok budidaya tentang teknik budidaya udang dengan sistem itu," tuturnya.
Menurutnya, udang vaname merupakan komoditas penting yang menjadi primadona ekspor karena tahun 2022 produksi udang vaname Kabupaten Probolinggo sebesar 11.569,86 ton dan menyumbang 83,4 persen dari total produksi budidaya dengan nilai Rp772,1 miliar.
Potensi budidaya udang vaname dapat menjadi pengungkit pendapatan pembudidaya kecil, namun peluang itu belum dapat dimanfaatkan karena usaha tergantung pada modal, biaya investasi besar, membutuhkan lahan luas, di sekitar pantai karena memerlukan air laut serta teknik budidaya yang tidak sederhana dan membutuhkan pengelolaan yang intensif.
"Untuk itu, inovasi Bumi Kraksaan yang digagas oleh Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo membuat sistem budidaya udang vaname yang terjangkau, berskala rumah tangga, teknologi mudah, mengoptimalkan air laut buatan, dapat diterapkan dimana saja dan menghasilkan pendapatan yang memadai," katanya.
Ia menjelaskan hasil budidaya dengan sistem Bumi Kraksaan diperoleh produktivitas panen 5 kilogram/m3, lebih tinggi 2-3 kali lipat dibandingkan produktivitas panen di tambak.
"Kemudian keuntungan sebesar 50 persen dari biaya operasional, lebih tinggi dibandingkan keuntungan pembudidaya ikan air tawar serta mampu menyerap tenaga kerja dan menjadi lapangan usaha baru di masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Untuk mengembangkan budidaya udang vaname sistem Bumi Kraksaan, kami menggelar bimbingan teknis (bimtek) untuk kelompok pembudidaya ikan dari beberapa desa di Probolinggo," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Rabu.
Kegiatan bimtek diikuti oleh 25 peserta terdiri atas kelompok dan pembudidaya ikan dari Desa Gili Ketapang di Kecamatan Sumberasih, Desa Pajurangan dan Desa Pesisir di Kecamatan Gending, Desa Kedungdalem dan Desa Pabean di Kecamatan Dringu, Desa Gejugan, Penambangan dan Ketompen di Kecamatan Pajarakan, serta Desa Kalibuntu di Kecamatan Kraksaan.
Selama kegiatan, Tim Inovator Bumi Kraksaan memberikan materi persiapan air budidaya (pembuatan air laut buatan), penebaran benur dan pengelolaan kualitas air, RAS (Recirculating Aquaculture System) dan pengelolaan setelah blind feeding serta feeding program (pengelolaan pakan).
"Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang budaya udang vaname dengan sistem Bumi Kraksaan pada pembudidaya, kemudian melatih dan memberikan pemahaman pada kelompok budidaya tentang teknik budidaya udang dengan sistem itu," tuturnya.
Menurutnya, udang vaname merupakan komoditas penting yang menjadi primadona ekspor karena tahun 2022 produksi udang vaname Kabupaten Probolinggo sebesar 11.569,86 ton dan menyumbang 83,4 persen dari total produksi budidaya dengan nilai Rp772,1 miliar.
Potensi budidaya udang vaname dapat menjadi pengungkit pendapatan pembudidaya kecil, namun peluang itu belum dapat dimanfaatkan karena usaha tergantung pada modal, biaya investasi besar, membutuhkan lahan luas, di sekitar pantai karena memerlukan air laut serta teknik budidaya yang tidak sederhana dan membutuhkan pengelolaan yang intensif.
"Untuk itu, inovasi Bumi Kraksaan yang digagas oleh Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo membuat sistem budidaya udang vaname yang terjangkau, berskala rumah tangga, teknologi mudah, mengoptimalkan air laut buatan, dapat diterapkan dimana saja dan menghasilkan pendapatan yang memadai," katanya.
Ia menjelaskan hasil budidaya dengan sistem Bumi Kraksaan diperoleh produktivitas panen 5 kilogram/m3, lebih tinggi 2-3 kali lipat dibandingkan produktivitas panen di tambak.
"Kemudian keuntungan sebesar 50 persen dari biaya operasional, lebih tinggi dibandingkan keuntungan pembudidaya ikan air tawar serta mampu menyerap tenaga kerja dan menjadi lapangan usaha baru di masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023