Migrant Care Jember menyerap aspirasi sejumlah mantan pekerja migran Indonesia (PMI) baik secara dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring) di berbagai daerah untuk dibawa dalam KTT ASEAN ke-43 di Jakarta yang digelar 5-7 September 2023.
"Tujuan kegiatan itu digelar untuk mendengar suara otentik dari akar rumput mengenai pandangan dan harapannya untuk ASEAN, terutama di bidang perlindungan pekerja migran Indonesia," kata Koordinator Migrant Care Jember Bambang Teguh Karyanto dalam kegiatan diskusi di Jember, Selasa.
Migrant Care menggelar diskusi publik bertajuk "Mendengarkan Suara Akar Rumput" (Catatan untuk Keketuaan Indonesia pada ASEAN Summit ke-43) yang digelar di "East Java Super Coridor" Kabupaten Jember.
Beberapa mantan pekerja migran yang berada di Jember, Wonosobo, Lembata, Indramayu, dan Banyuwangi memberikan testimoni pengalamannya selama bekerja di luar negeri dengan disertai harapan ada perbaikan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia dan tata kelola migrasi yang berpihak kepada pekerja migran.
Bambang mengatakan sejak awal Migrant Care telah memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong ASEAN sebagai organisasi regional yang berpihak pada masyarakat sipil terutama terkait mengenai perlindungan pekerja migran.
"Pekerja migran adalah komunitas yang berjasa dalam pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN dan mereka juga sering disebut sebagai pahlawan devisa negara, namun sejauh ini belum mendapatkan pengakuan yang signifikan termasuk perlindungannya," tuturnya.
Dalam Keketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun 2023, lanjut dia, merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk memperjuangkan nasib pekerja migran agar tidak ada lagi cerita duka dan nestapa dari para pekerja migran Indonesia.
"Idealnya Indonesia memainkan peran kunci, peran strategis, dan memiliki kekuatan daya tawar yang tinggi terhadap sejumlah negara di Asia Tenggara dalam hal perlindungan para pekerja migran karena ASEAN dapat memiliki andil besar dalam tiap perubahannya," katanya.
Rekomendasi Migrant Care bersama dengan puluhan organisasi masyarakat sipil telah diberikan dalam rangka ASEAN Summit ke-42 di Labuan Bajo, sehingga melahirkan tiga dokumen deklarasi yaitu perihal perlindungan pekerja migran di sektor perikanan, perlindungan pekerja migran di waktu krisis, dan pemberantasan perdagangan orang melalui penyalahgunaan teknologi digital.
"Kami menginisiasi suara akar rumput untuk dibawa ke KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, sehingga diharapkan negara selalu hadir ketika rakyatnya yang bekerja di luar negeri mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dan memberikan perlindungan yang maksimal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Tujuan kegiatan itu digelar untuk mendengar suara otentik dari akar rumput mengenai pandangan dan harapannya untuk ASEAN, terutama di bidang perlindungan pekerja migran Indonesia," kata Koordinator Migrant Care Jember Bambang Teguh Karyanto dalam kegiatan diskusi di Jember, Selasa.
Migrant Care menggelar diskusi publik bertajuk "Mendengarkan Suara Akar Rumput" (Catatan untuk Keketuaan Indonesia pada ASEAN Summit ke-43) yang digelar di "East Java Super Coridor" Kabupaten Jember.
Beberapa mantan pekerja migran yang berada di Jember, Wonosobo, Lembata, Indramayu, dan Banyuwangi memberikan testimoni pengalamannya selama bekerja di luar negeri dengan disertai harapan ada perbaikan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia dan tata kelola migrasi yang berpihak kepada pekerja migran.
Bambang mengatakan sejak awal Migrant Care telah memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong ASEAN sebagai organisasi regional yang berpihak pada masyarakat sipil terutama terkait mengenai perlindungan pekerja migran.
"Pekerja migran adalah komunitas yang berjasa dalam pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN dan mereka juga sering disebut sebagai pahlawan devisa negara, namun sejauh ini belum mendapatkan pengakuan yang signifikan termasuk perlindungannya," tuturnya.
Dalam Keketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun 2023, lanjut dia, merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk memperjuangkan nasib pekerja migran agar tidak ada lagi cerita duka dan nestapa dari para pekerja migran Indonesia.
"Idealnya Indonesia memainkan peran kunci, peran strategis, dan memiliki kekuatan daya tawar yang tinggi terhadap sejumlah negara di Asia Tenggara dalam hal perlindungan para pekerja migran karena ASEAN dapat memiliki andil besar dalam tiap perubahannya," katanya.
Rekomendasi Migrant Care bersama dengan puluhan organisasi masyarakat sipil telah diberikan dalam rangka ASEAN Summit ke-42 di Labuan Bajo, sehingga melahirkan tiga dokumen deklarasi yaitu perihal perlindungan pekerja migran di sektor perikanan, perlindungan pekerja migran di waktu krisis, dan pemberantasan perdagangan orang melalui penyalahgunaan teknologi digital.
"Kami menginisiasi suara akar rumput untuk dibawa ke KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, sehingga diharapkan negara selalu hadir ketika rakyatnya yang bekerja di luar negeri mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dan memberikan perlindungan yang maksimal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023