Pemerintah Kabupaten Gresik memasang target angka stunting di wilayah itu bisa nol persen pada akhir 2024, sebab pada 2022 telah menurunkan angka stunting hingga 10 persen.

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, dalam siaran persnya di Gresik, Jumat, mengatakan, keberhasilan menurunkan angka stunting tidak lepas dari komitmen bersama dan sinergi antara Pemerintah Kabupaten Gresik serta kerja sama lintas sektoral.

Ia menjelaskan, percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas pemerintah yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dan pemerintah menargetkan pada 2024 prevalensi stunting turun hingga 14 persen. 

"Selama ini kami selalu intens dalam berkolaborasi kaitannya dengan upaya menurunkan angka stunting. Kolaborasi ini akan terus kami lakukan," kata Wabub Aminatun pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kabupaten Gresik.

Ia menjelaskan, keberhasilan menekan angka stunting merupakan capaian keberhasilan dari visi misi program Gresik Sehati. Dengan tidak adanya stunting, maka jaminan sumber daya masyarakat akan baik. 

Sementara itu Gresik Sehati diawali dengan mengenali pola hidup sehat yang lahir dari kebiasaan dan pengetahuan. 

Pengetahuan inilah yang mendorong orang untuk mau membaca dan memaknai sehingga timbul yang namanya literasi kesehatan. Melalui literasi kesehatan, siapa pun dapat menggali potensi terbaik tubuh dan pikiran.

Kepala Perpustakaan Nasional, Syarif Bando dalam sesi keynote speech-nya menegaskan kesehatan sangatlah penting, bukan segala-galanya tapi hampir segalanya memerlukan kesehatan.

Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan kurang dibanding usianya dan bisa terjadi akibat kurangnya pengetahuan perihal makanan bergizi, akses terhadap air bersih, sanitasi yang buruk, hingga terbatasnya layanan kesehatan. Kondisi itu pun menjadi fokus perhatian pemerintah.

"Dampak stunting terlihat pada gagal pertumbuhan (kerdil), hambatan pada perkembangan kognitif dan motorik serta gangguan metabolik ketika memasuki usia dewasa, seperti masalah pada reproduksi hingga penyakit degeneratif," kata Syarif.

Kepala Perpusnas menegaskan salah satunya faktor timbulnya stunting adalah kurangnya pengetahuan yang dimiliki, akses masyarakat untuk mendapatkan informasi dan bahan bacaan terkait yang terbatas, sehingga kurang kedalaman pemahaman dari yang ingin diketahui.(*)

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023