Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jawa Timur mendorong anak-anak muda menjadi literasi sebagai gaya hidup dengan memaksimalkan keberadaan perpustakaan di masing-masing kabupaten dan kota di wilayah setempat.
"Di perpustakaan itu bisa melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan literasi, sehingga bisa menjadi gaya hidup," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur Tiat S Suwardi di Surabaya, Selasa.
Tiat meyakini ketika literasi sudah dijadikan sebagai gaya hidup bisa berdampak turunnya tingkat buta huruf, selain itu akan semakin banyak inovasi baru yang muncul dari buah kreativitas anak-anak muda untuk menjamin terciptanya kemajuan bangsa.
Selain itu, perpustakaan disebutnya bisa dijadikan sebagai wadah memupuk pemikiran kritis anak-anak muda, melalui sejumlah program yang dihadirkan oleh pihaknya.
"Jadi perpustakaan bisa untuk tempat transfer ilmu pengetahuan, ada pelatihan, keterampilan, dan juga inkubator literasi," ujarnya.
Baca juga: Tingkatkan literasi, Disperpusip Jatim apresiasi gelaran BBW Surabaya
Tiat menyebut terdapat 70 titik baca di Jawa Timur yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan literasinya.
Pihaknya juga tak hanya menyediakan buku dalam bentuk cetak fisik, namun juga bentuk digital sehingga keberadaan akses bacaan bagi masyarakat bisa terbuka luas.
"Kami selain menyediakan buku secara cetak, juga menyediakan buku online, kemudian di titik baca di Jawa Timur. Termasuk juga kolaborasi dengan dinas perpustakaan kabupaten dan kota," ucap dia.
Dia berharap ketika literasi sudah menjadi gaya hidup bisa berdampak meningkatkan tingkat kegemaran membaca (TGM) di Jawa Timur yang kini sudah berada di atas persentase nasional.
"Tingkat kegemaran membaca itu antara lain dari jumlah buku yang ada, kemudian lama membaca masyarakat itu kan berpengaruh. TGM Jawa Timur 2021 di 64,2 persen dan tahun 2022 68,54 persen, Jawa Timur di atas nasional kalau TGM nasional tahun 2021 59,52 persen dan 2022 63,9 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Di perpustakaan itu bisa melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan literasi, sehingga bisa menjadi gaya hidup," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur Tiat S Suwardi di Surabaya, Selasa.
Tiat meyakini ketika literasi sudah dijadikan sebagai gaya hidup bisa berdampak turunnya tingkat buta huruf, selain itu akan semakin banyak inovasi baru yang muncul dari buah kreativitas anak-anak muda untuk menjamin terciptanya kemajuan bangsa.
Selain itu, perpustakaan disebutnya bisa dijadikan sebagai wadah memupuk pemikiran kritis anak-anak muda, melalui sejumlah program yang dihadirkan oleh pihaknya.
"Jadi perpustakaan bisa untuk tempat transfer ilmu pengetahuan, ada pelatihan, keterampilan, dan juga inkubator literasi," ujarnya.
Baca juga: Tingkatkan literasi, Disperpusip Jatim apresiasi gelaran BBW Surabaya
Tiat menyebut terdapat 70 titik baca di Jawa Timur yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan literasinya.
Pihaknya juga tak hanya menyediakan buku dalam bentuk cetak fisik, namun juga bentuk digital sehingga keberadaan akses bacaan bagi masyarakat bisa terbuka luas.
"Kami selain menyediakan buku secara cetak, juga menyediakan buku online, kemudian di titik baca di Jawa Timur. Termasuk juga kolaborasi dengan dinas perpustakaan kabupaten dan kota," ucap dia.
Dia berharap ketika literasi sudah menjadi gaya hidup bisa berdampak meningkatkan tingkat kegemaran membaca (TGM) di Jawa Timur yang kini sudah berada di atas persentase nasional.
"Tingkat kegemaran membaca itu antara lain dari jumlah buku yang ada, kemudian lama membaca masyarakat itu kan berpengaruh. TGM Jawa Timur 2021 di 64,2 persen dan tahun 2022 68,54 persen, Jawa Timur di atas nasional kalau TGM nasional tahun 2021 59,52 persen dan 2022 63,9 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023