Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), dalam dua tahun terakhir ini, membangun dan memperluas sejumlah embung di atas tanah negara "solo vallei werken" dan tanah desa di wilayah setempat, untuk mengatasi kekeringan.
"Pembuatan embung dan perluasan embung terus berjalan dan pelaksanaannya ditangani sendiri, secara swakelola," kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Bambang Budi Susanto, Jumat.
Ia yang didampingi stafnya, Sapto S menjelaskan, pekerjaan pembuatan embung baru dan pengembangan embung tersebut, sebagai usaha untuk mengatasi kekeringan areal pertanian. Manfaat lainnya, keberadaan embung tersebut, juga bisa menambah debit air sumur warga yang berada di sekitar embung itu.
Menurut dia, baik pembuatan embung baru maupun pengembang embung, dengan dikerjakan sendiri, biayanya jauh lebih murah jika dibandingkan pekerjaan itu dilaksanakan dengan sistim kontrak.
Hanya saja, lanjutnya, modal awalnya cukup besar mencapai Rp5 miliar, yang dimanfaatkan untuk pembelian dua "exavator" dan dua "doser" atau mesin perata tanah."Kami mulai bekerja, sejak memiliki alat sendiri yang kami beli Oktober 2010," jelasnya.
Hasilnya, kata Bambang mengungkapkan, embung baru yang sudah dibangun jumlahnya sembilan buah. Lokasinya yaitu, Desa Siwalan, Tumbrasanom, Mlideg, ketiganya di Kecamatan Kedungadem.
Selain itu, di Desa Siwalan, Kecamatan Sugihwaras, Desa Tlogoagung dan Megale, di Kecamatan Kedungadem, Desa Ngeper dan Padangan, di Kecamatan Padangan dan Desa Mojosari, di Kecamatan Kalitidu.
Sementara itu, pekerjaan perluasan embung yang sebelumnya sudah ada, sebanyak enam buah. Lokasinya yaitu di Desa Cengkir, Kecamatan Kepohbaru, perluasan embung tahap I dan II di Desa Penganten, Kecamatan Balen, Desa Dayukidul, Kecamatan Kedungadem, Desa Puncangarum, Kecamatan Baureno dan Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem
Ia mengungkapkan, biaya yang sudah dikeluarkan untuk pembuatan dan perluasan embung tersebut, mencapai Rp506,777 juta. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, kalau semua pekerjaan itu, dengan sistim kontrak, bisa menelan biaya Rp25,7 miliar lebih.
Menurut dia, pekerjaan pembuatan embung tersebut tidak menyalahi ketentuan dalam pekerjaan proyek pemkab. "Biaya yang sudah kami keluarkan sudah diperiksa BPK dan tidak ada masalah, justru petugas pemeriksa kagum, karena adanya penghematan anggaran yang cukup besar," katanya dengan nada bangga.
Ia menambahkan, masyarakat akan sangat merasakan manfaatanya, adanya pembangunan dan pengembangan sejumlah embung di daerah setempat yang bisa mengalami kekeringan pada kemarau.
"Berapa luas areal pertanian yang terairi dengan adanya embung yang dibangun dan diperluas, secara riil masih kami hitung," katanya menjelaskan. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011