Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai melakukan identifikasi menyeluruh terkait faktor-faktor penyebab kerusakan infrastruktur jalan yang banyak terjadi di daerah tersebut.

"Identifikasi ini kami lakukan untuk mengetahui kasuistis dari masing-masing ruas jalan yang mengalami kerusakan. Sebab biasanya penyebabnya, faktor-faktornya berbeda-beda," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Senin.

Ia berharap, hasil identifikasi bisa menjadi acuan satuan kerja di Dinas PUPR untuk melakukan penanganan secara baik.

Misalnya, katanya, karena ketiadaan saluran air, kontur jalan yang labil, jalur menanjak/menurun, tonase kendaraan ataupun karena faktor teknis pengerjaan yang berkualitas rendah.

"Kalau di daerah bawah, poros jalan utama, misalnya yang jalan nasional saja ketebalannya 14-15 centimeter itu saja bergelombang semua. Kerusakan bisa dikarenakan tonase kendaraan yang sekarang ini tidak ada jembatan timbang," katanya.

Oleh karenanya, selain perbaikan infrastruktur, pihaknya bersinergi dengan kepolisian untuk menertibkan kendaraan sesuai kelas jalan yang dilalui.

Salah satunya dengan melakukan patroli menggunakan mobil INCAR yang ada di titik-titik krusial. Mobil patroli itu secara tidak langsung menjadi salah satu instrumen pengawasan selain yang dilakukan oleh pihak terkait lainnya maupun pengawasan dari masyarakat.

Penanganan berbeda dilakukan untuk jalan yang ada di dataran tinggi atau di areal pegunungan.

Selain perbaikan jalan, faktor drainase juga menjadi atensi. Pasalnya drainase yang buruk menjadi salah satu pemicu kerusakan jalan.

Dengan perbaikan drainase, diharapkan jalan yang diperbaiki bisa memiliki umur panjang.

"Kalau yang di atas, itu rata-rata karena perbukitan biasanya kita kejar jalannya bagus-bagus. Tapi sistem drainasenya belum. Saat ini kami belum mampu menganggarkan itu sehingga waktu penghujan menjadi jalan air sehingga rusak lagi," ujarnya.

Berbeda perlakuan dengan jalan yang ada di pertigaan, Arifin atau Mas Ipin, menyebut hampir di semua jalan di pertigaan dicor dengan harapan memiliki daya tahan lebih kuat.

Pasalnya, saat di pertigaan utamanya yang memiliki lampu rambu lalu lintas memiliki tumpuan yang lebih ketimbang jalan di titik lainnya.

Terkait dengan jalan rusak ini, Mas Ipin meminta masyarakat untuk tidak resah.

Kendati secara anggaran berat, pihaknya akan terus melakukan upaya perbaikan. Setidaknya pemerintah setempat telah mengalokasikan anggaran kebinamargaan pada 2024 sebesar Rp73 miliar.

"Selain itu tengah berupaya mencari sumber anggaran lain, seperti halnya melalui jalan Instruksi Presiden (Inpres) setelah DAK fisik baru ini tidak ada," katanya.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023