Surabaya - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Provinsi Jawa Timur mendapat jaminan dari para kiai untuk tidak berpaling ke partai politik lain.
"Kami mendapat jaminan bahwa para kiai masih setia terhadap PKNU dan tidak akan berpindah ke partai politik lain," kata Wakil Ketua DPW PKNU Jatim, Anwar Sadad, di Surabaya, Selasa.
Jaminan itu, lanjut dia, didapat saat para pengurus DPW PKNU dan anggota Fraksi PKNU Jatim melakukan safari Ramadhan ke rumah para kiai dan pengasuh pondok pesantren.
Safari Ramadhan diawali ke kediaman pengasuh PP Langitan, Tuban, KH Abdullah Faqih, yang sekaligus sebagai salah satu pendiri partai sempalan PKB itu.
Kemudian dilanjutkan ke kediaman pengasuh PP Lirboyo, Kediri, KH Idris Marzuqi, Senin (22/8) malam lalu.
Sadad mengungkapkan bahwa Kiai Idris memaklumi kekalahan PKNU dalam Pemilu 2009 yang banyak disebabkan oleh kecurangan partai-partai politik besar.
"Kiai Idris berpesan agar pengurus PKNU lebih solid lagi. Silaturahmi kepada para ulama dan koordinasi dengan para pemilih di tingkat bawah khususnya para alumni Lirboyo dan PP Ploso (PP Al Falah) harus lebih intensif," katanya menirukan pengasuh PP Lirboyo itu.
Menurut dia, kalangan kiai yang turut membesarkan PKNU masih tetap punya harapan besar terhadap kelangsungan partainya.
"Kiai-kiai masih sayang pada PKNU. Bahkan, Kiai Idris meminta maaf karena akhir-akhir ini jarang hadir di acara-acara PKNU akibat gangguan kesehatan, terutama setelah menjalani perawatan selama sebulan di rumah sakit," katanya.
Terkait isu bahwa kalangan ulama NU yang hendak hengkang ke Partai Persatuan Pembangunan, Sadad membenarkannya.
"Namun, para kiai mengajukan syarat agar PPP mau mengubah asasnya menjadi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah. Nyatanya dalam muktamar PPP di Bandung, tidak ada keputusan perubahan asas menjadi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah," kata Ketua Fraksi PKNU DPRD Jatim itu.
Sadad menambahkan bahwa safari akan dilanjutkan ke kediaman pengasuh PP Besuk, Pasuruan, KH Muhammad Subadar, dan KH Sufyan Miftah di Situbondo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011