Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menegaskan pihaknya menetapkan tujuh program prioritas pembangunan tahun 2024 di Kota Kediri, Jawa Timur, agar pembangunan lebih terarah.

"Pemkot menindaklanjuti arahan dari Presiden pada RPJMN 2020-2024. Untuk itu, kami mengambil tema pembangunan 2024 yakni peningkatan kualitas SDM dan daya saing ekonomi yang berkelanjutan serta menetapkan tujuh prioritas pembangunan tahun 2024," katanya dalam Musrenbang RKPD Kota Kediri Tahun 2024 di Kediri, Rabu.

Ia mengemukakan prioritas pembangunan pertama adalah pemulihan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. "Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kinerja prioritas dengan target 5-6 persen," katanya.

Kedua, kata dia, pemerataan pembangunan wilayah untuk mengurangi kesenjangan. Indikator kinerja prioritas indeks gini dengan target 0,350-0,390 dan tingkat kemiskinan dengan target 6,90 persen.

Ketiga, peningkatan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Indeks pembangunan manusia menjadi indikator kinerja prioritas dengan target 79,65.

Keempat, peningkatan harmonisasi sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal. Di Kediri, indeks kerukunan antarumat beragama sebagai indikator kinerja prioritas dengan target 4,50.

Kelima, penguatan infrastruktur pendukung perekonomian dan pelayanan dasar. Salah satu indikator kinerja prioritas ini adalah skor smart city dengan target tahun 2024 sebesar 3,55.

Keenam, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana serta mitigasi perubahan iklim. Indikator kinerja prioritas ini adalah indeks Kota Layak Huni dengan target tahun 2024 sebesar 80,50.

"Ketujuh peningkatan ketentraman ketertiban umum dan peningkatan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat Kota Kediri. Salah satu indikator kinerja prioritas adalah Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 3,80 dan Indeks Reformasi Birokrasi sebesar 77," ujarnya.

Tak hanya itu, Kediri juga menetapkan tujuh isu strategis pembangunan tahun 2024. Pertama, peningkatan peran UMKM untuk mengurangi ketergantungan terhadap industri pengolahan.

Di Kediri, industri tembakau mendominasi
sebesar 81,04 persen, sedangkan nonindustri pengolahan sebesar 18,96 persen.

Kedua, peningkatan potensi ekonomi kampung keren untuk menyongsong beroperasinya tol dan bandara Kediri, seperti Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul, Opak Gambir Dongsentol Bujel, Harmoni Betta Ketami, Kampung Wisata Religi Setono Gedong, Kampung Tahu Tinalan, Mburengan Reborn, Kampung Soto Ayam Tamanan, Wisata Sumber Banteng Tempurejo serta Kampung Pecut Kemasan.

Ketiga, peningkatan daya saing sumber daya manusia. Bahwa, cakupan JKN Kota Kediri saat ini sudah hampir 100 persen serta percepatan penanganan stunting/kekerdilan yang saat ini sebanyak 941 balita.

Keempat, penanganan kemiskinan ekstrem yang saat ini tercatat sebesar 1,88 persen dengan jumlah sebanyak 5.510 jiwa.

Kelima, pengembangan infrastruktur kawasan melalui Pordamas Plus.

"Keenam, pengelolaan sampah pemeliharaan 57 RTH dan penanaman pohon lindung. Ketujuh, pelaksanaan pemilu legislatif, pemilu Presiden dan pilkada yang aman dan damai," kata dia.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023