Pemerintah Kabupaten Situbondo menerjunkan satu unit alat berat untuk melakukan normalisasi aliran sungai di sekitar jembatan limpas antar-desa yang nyaris tertimbun material batu dan kayu akibat banjir beberapa hari lalu.
Jembatan limpas yang menghubungkan Desa Wringinanom dan Patemon, Kecamatan Jatibanteng itu nyaris tertimbun material banjir batu dan kayu, bahkan sebagian jembatan jebol, sehingga akses utama antar-desa tersebut tidak berfungsi normal.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak desa untuk melakukan pengerukan atau normalisasi di jembatan limpas tersebut dalam pekan ini. Alat berat sudah ada di sekitar Desa Patemon," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman (PUPP) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur Gatot Siswoyo di Situbondo, Senin.
Dia menjelaskan bahwa jembatan limpas antar-desa itu tidak berfungsi normal, karena gorong-gorong tersumbat material batu maupun kayu akibat banjir, sehingga perlu dilakukan pengerukan.
"Kami dua kali ke lokasi usai banjir, aktivitas masyarakat masih berlangsung menggunakan sepeda motor melintas di jembatan limpas," ujar dia.
Adi, salah seorang warga Dusun Krajan, Desa Patemon, mengaku kesulitan melintas di jembatan limpas itu setelah beberapa hari lalu dihantam banjir, karena jembatan limpas itu tidak berfungsi normal akibat air sungai tidak bisa mengalir di gorong-gorong yang disebabkan tertutup material batu dan kayu.
"Kalau air sungai kecil masih bisa kami melintas, tapi ketika air besar bersamaan dengan hujan masyarakat tidak ada yang berani melintas. Karena ini akses satu-satunya, kami dari Dusun Krajan, Desa Patemon untuk menyeberang ke Desa Wringinanom," katanya.
Sementara itu, Camat Jatibanteng Fadnur Rahman mengatakan bahwa jembatan limpas yang terdampak banjir itu merupakan akses utama bagi warga Dusun Krajan, Desa Patemon.
"Ada sekitar 900 jiwa di Dusun Krajan, Desa Patemon, yang kesehariannya melakukan aktivitas melewati jembatan limpas tersebut. Kalau hujan deras warga di sana tidak berani melintas," ujar dia.
Banjir yang terjadi pada Selasa (28/2), selain menggenangi sebanyak 613 rumah di Desa Klatakan (Kecamatan Kendit), Desa Kalimas dan Besuki (Kecamatan Besuki) dan Desa Kalianget (Kecamatan Banyuglugur), banjir juga merusak infrastruktur, seperti jembatan limpas dan tangkis serta bronjong sungai di Desa Wringinanom dan Patemon (Kecamatan Jatibanteng) yang kerugiannya ditaksir mencapai miliaran rupiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Jembatan limpas yang menghubungkan Desa Wringinanom dan Patemon, Kecamatan Jatibanteng itu nyaris tertimbun material banjir batu dan kayu, bahkan sebagian jembatan jebol, sehingga akses utama antar-desa tersebut tidak berfungsi normal.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak desa untuk melakukan pengerukan atau normalisasi di jembatan limpas tersebut dalam pekan ini. Alat berat sudah ada di sekitar Desa Patemon," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman (PUPP) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur Gatot Siswoyo di Situbondo, Senin.
Dia menjelaskan bahwa jembatan limpas antar-desa itu tidak berfungsi normal, karena gorong-gorong tersumbat material batu maupun kayu akibat banjir, sehingga perlu dilakukan pengerukan.
"Kami dua kali ke lokasi usai banjir, aktivitas masyarakat masih berlangsung menggunakan sepeda motor melintas di jembatan limpas," ujar dia.
Adi, salah seorang warga Dusun Krajan, Desa Patemon, mengaku kesulitan melintas di jembatan limpas itu setelah beberapa hari lalu dihantam banjir, karena jembatan limpas itu tidak berfungsi normal akibat air sungai tidak bisa mengalir di gorong-gorong yang disebabkan tertutup material batu dan kayu.
"Kalau air sungai kecil masih bisa kami melintas, tapi ketika air besar bersamaan dengan hujan masyarakat tidak ada yang berani melintas. Karena ini akses satu-satunya, kami dari Dusun Krajan, Desa Patemon untuk menyeberang ke Desa Wringinanom," katanya.
Sementara itu, Camat Jatibanteng Fadnur Rahman mengatakan bahwa jembatan limpas yang terdampak banjir itu merupakan akses utama bagi warga Dusun Krajan, Desa Patemon.
"Ada sekitar 900 jiwa di Dusun Krajan, Desa Patemon, yang kesehariannya melakukan aktivitas melewati jembatan limpas tersebut. Kalau hujan deras warga di sana tidak berani melintas," ujar dia.
Banjir yang terjadi pada Selasa (28/2), selain menggenangi sebanyak 613 rumah di Desa Klatakan (Kecamatan Kendit), Desa Kalimas dan Besuki (Kecamatan Besuki) dan Desa Kalianget (Kecamatan Banyuglugur), banjir juga merusak infrastruktur, seperti jembatan limpas dan tangkis serta bronjong sungai di Desa Wringinanom dan Patemon (Kecamatan Jatibanteng) yang kerugiannya ditaksir mencapai miliaran rupiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023