Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Sidoarjo bersama dengan unit pelaksana teknis balai latihan kerja (BLK) kabupaten dan provinsi memberikan pelatihan vokasi tahun 2023 sebagai upaya untuk mengurangi pengangguran di wilayah setempat.
Kepala BPVP Sidoarjo Muhammad Aiza Akbar di Sidoarjo Kamis mengatakan, sebagai persiapan hari ini pihaknya melakukan rapat kordinasi bersama dengan 19 UPT BLK.
"Di antaranya BLK Surabaya, Pasuruan, Singosari, Wonojati, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Bojonegoro, Tuban. Kemudian juga ada BLK Kabupaten Pasuruan, Tulungagung, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan ini dilakukan supaya pelatihan vokasi yang diselenggarakan BPVP Sidoarjo dan UPT BLK Mitra BPVP Sidoarjo lebih baik serta lebih sesuai link and match dengan dunia kerja atau dunia industri.
"Sehingga alumni pelatihan BLK berpeluang lebih besar untuk terserap di dunia kerja," katanya.
Ia mengatakan, dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BPVP Sidoarjo danBPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Timur serta lima lembaga sertifikasi profesi (LSP) dari BLK Sidoarjo, Surabaya, Singosasi, Wonojati dan Jombang.
Ia menjelaskan, dengan penandatanganan nota kesepahaman tersebut maka peserta pelatihan kerja terlindungi sejak dini oleh program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Selanjutnya, kata dia, untuk menjamin mutu pelatihan maka seluruh peserta program pelatihan vokasi akan dilakukan uji kompetensi (sertifikasi).
"Upaya penyelenggaraan pelatihan vokasi yang lebih baik dengan mutu yang lebih terjamin serta peserta pelatihan terlindungi program jaminan Sosial merupakan sebuah ikhtiar bersama untuk mewujudkan kehadiran negara dalam meningkatkan potensi masyarakat guna memperluas peluang untuk mendapatkan masa depan lebih baik," ucapnya.
Sunarya selaku Kepala Bidang pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi Jawa Timur mengatakan, jika Disnakertrans Provinsi Jatim sangat mengapresiasi kegiatan ini.
"Pelatihan berbasis kompetensi punya perencanaan sesuai dengan regulasi yaitu Permenakertrans 08 Tahun 2016 tentang pedoman pelatihan berbasis kompetensi dan juga dapat membangun kolaborasi dan sinergitas antar BLK di wilayah koordinator BPVP Sidoarjo guna menuju jatim kompeten," katanya.
Ia mengatakan, kompetensi dari sekarang ini sangat diperlukan dalam dunia kerja. Namun, yang tidak kalah penting juga shoft skill serta dapat sharing antarBLK dalam pelaksanaannya.
"Karena outcome dalam pelatihan ini adalah penempatan sehingga bagi BLK yg penempatannya bagus bisa membagikan trik dalam menempatkan alumni lulusan BLK baik di sektor formal maupun in-formal (job creator)," katanya.
Ia mengatakan, saat ini tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim masih cukup tinggi, yaitu sebesar 5,49 persen pada bulan Agustus 2022 atau sebesar 1,26 juta.
"Sehingga, dengan adanya pelatihan berbasis kompetensi akan bisa meningkatkan kompetensi angkatan kerja memperbesar potensi kesempatan kerja di Jawa Timur," ucapnya.
Asisten Deputi Wilayah Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Timur Arie Fianto Syofian mengatakan kolaborasi dan sinergi bersama BPJS Ketenagakerjaan dapat meningkatkan produktivitas siswa pelatihan karena rasa aman saat melakukan aktivitas.
"Sinergi BPVP Sidoarjo dan BPJS Ketenagakerjaan semoga perlindungan jaminan sosial dapat dimulai dari proses pelatihan kerja hingga tahap selanjutnya ketika benar benar menjadi pekerja sampai usia pensiun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala BPVP Sidoarjo Muhammad Aiza Akbar di Sidoarjo Kamis mengatakan, sebagai persiapan hari ini pihaknya melakukan rapat kordinasi bersama dengan 19 UPT BLK.
"Di antaranya BLK Surabaya, Pasuruan, Singosari, Wonojati, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Bojonegoro, Tuban. Kemudian juga ada BLK Kabupaten Pasuruan, Tulungagung, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan ini dilakukan supaya pelatihan vokasi yang diselenggarakan BPVP Sidoarjo dan UPT BLK Mitra BPVP Sidoarjo lebih baik serta lebih sesuai link and match dengan dunia kerja atau dunia industri.
"Sehingga alumni pelatihan BLK berpeluang lebih besar untuk terserap di dunia kerja," katanya.
Ia mengatakan, dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BPVP Sidoarjo danBPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Timur serta lima lembaga sertifikasi profesi (LSP) dari BLK Sidoarjo, Surabaya, Singosasi, Wonojati dan Jombang.
Ia menjelaskan, dengan penandatanganan nota kesepahaman tersebut maka peserta pelatihan kerja terlindungi sejak dini oleh program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Selanjutnya, kata dia, untuk menjamin mutu pelatihan maka seluruh peserta program pelatihan vokasi akan dilakukan uji kompetensi (sertifikasi).
"Upaya penyelenggaraan pelatihan vokasi yang lebih baik dengan mutu yang lebih terjamin serta peserta pelatihan terlindungi program jaminan Sosial merupakan sebuah ikhtiar bersama untuk mewujudkan kehadiran negara dalam meningkatkan potensi masyarakat guna memperluas peluang untuk mendapatkan masa depan lebih baik," ucapnya.
Sunarya selaku Kepala Bidang pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi Jawa Timur mengatakan, jika Disnakertrans Provinsi Jatim sangat mengapresiasi kegiatan ini.
"Pelatihan berbasis kompetensi punya perencanaan sesuai dengan regulasi yaitu Permenakertrans 08 Tahun 2016 tentang pedoman pelatihan berbasis kompetensi dan juga dapat membangun kolaborasi dan sinergitas antar BLK di wilayah koordinator BPVP Sidoarjo guna menuju jatim kompeten," katanya.
Ia mengatakan, kompetensi dari sekarang ini sangat diperlukan dalam dunia kerja. Namun, yang tidak kalah penting juga shoft skill serta dapat sharing antarBLK dalam pelaksanaannya.
"Karena outcome dalam pelatihan ini adalah penempatan sehingga bagi BLK yg penempatannya bagus bisa membagikan trik dalam menempatkan alumni lulusan BLK baik di sektor formal maupun in-formal (job creator)," katanya.
Ia mengatakan, saat ini tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim masih cukup tinggi, yaitu sebesar 5,49 persen pada bulan Agustus 2022 atau sebesar 1,26 juta.
"Sehingga, dengan adanya pelatihan berbasis kompetensi akan bisa meningkatkan kompetensi angkatan kerja memperbesar potensi kesempatan kerja di Jawa Timur," ucapnya.
Asisten Deputi Wilayah Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Timur Arie Fianto Syofian mengatakan kolaborasi dan sinergi bersama BPJS Ketenagakerjaan dapat meningkatkan produktivitas siswa pelatihan karena rasa aman saat melakukan aktivitas.
"Sinergi BPVP Sidoarjo dan BPJS Ketenagakerjaan semoga perlindungan jaminan sosial dapat dimulai dari proses pelatihan kerja hingga tahap selanjutnya ketika benar benar menjadi pekerja sampai usia pensiun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023