Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kampung Susu Lawu lingkungan Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, guna mewujudkan kawasan desa wisata yang bersih dan ramah lingkungan.

Bupati Magetan Suprawoto, Sabtu mengatakan pembangunan IPAL tersebut menyusul pengembangan lingkungan Singolangu sebagai sentra produksi susu sapi sekaligus desa wisata sehingga keberadaan limbahnya perlu penanganan serius agar tidak mencemari lingkungan.

"Di balik upaya pengembangan Kampung Susu Lawu di Singolangu, ada satu permasalahan yang menjadi perhatian tersendiri yaitu limbah kotoran sapi. Untuk itu perlu dicari solusi bersama, yakni dengan membangun IPAL," ujar Suprawoto.

Menurut dia, kapasitas IPAL tersebut mencapai 40 meter kubik per hari. Nantinya output dari IPAL tersebut akan dipantau secara periodik.

Limbah cair bisa dikelola menjadi air baku, sedangkan limbah padat bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. IPAL tersebut telah beroperasi dan telah diresmikan pada akhir Desember lalu.

Bupati Suprawoto berharap dengan keberadan IPAL tersebut, warga Singolangu bisa merubah pemikirannya untuk mewujudkan kawasan wisata yang bersih.

"Untuk mewujudkannya, butuh keterlibatan semua pihak dan harus meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan dan menjaga fasilitas umum," katanya.

Seperti diketahui, Singolangu adalah salah satu daerah sentra produksi susu sapi perah. Tidak hanya peternakan, daerah tersebut telah diarahkan untuk menjadi desa wisata dengan ikon Kampung Susu Lawu dengan konsep eko-eduwisata.

Diresmikan pada akhir tahun 2020, Kampung Susu Lawu terus berkembang, dari yang semula hanya 100 ekor sapi perah, kini telah mencapai 1.000 ekor sapi perah. Selain dikonsumsi sebagai susu cair, sekitar 50 persen hasil perasan susunya diolah menjadi aneka minuman dan panganan dengan berbagai varian rasa sesuai selera pasar.

Kemajuan Kampung Susu Lawu di Singolangu saat ini telah menjadi sebuah destinasi wisata baru di Magetan yang tentunya meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah dan warga setempat.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023