Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat dari data kumulatif hingga Oktober 2022 sebanyak 772 penderita HIV/AIDS tidak seluruhnya konsisten menjalani pengobatan, yakni minum obat anti-retro viral (ARV).
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo, Hari Santoso, mengatakan, dari 772 orang penderita, 17 orang (2 persen) di antaranya berhenti pengobatan, dan dan penderita HIV yang menjalani pengobatan selama tiga bulan sebanyak 190 orang (25 persen).
"Untuk data kasus HIV/AIDS baru sampai dengan Oktober 2022 ada 400 penderita dan telah mendapatkan obat antiretro viral," kata Hari Santoso di Situbondo, Jumat.
Menurut dia, orang dengan HIV (ODHA) yang masih rutin menjalani pengobatan ARV sebanyak 328 (42 persen), dan jumlah penderita meninggal sebanyak 168 (22 persen.
Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan upaya-upaya strategis dalam meningkatkan cakupan pelayanan HIV, salah satunya Dinkes melibatkan semua lintas sektor untuk terlibat dalam pencegahan HIV/AIDS.
Selain itu, lanjut Hari, dengan menggandeng lintas sektor Yayasan Pemerhati HIV dengan meningkatkan cakupan pelayanan bersama yayasan yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program HIV.
"Yang sudah dilakukan di antaranya adalah pelaksanaan skrining pada kelompok kunci. Melakukan edukasi pada kelompok kunci, pendampingan ODHA dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya," ujar dia.
Hari menambahkan, Dinkes bersama puskesmas terus berinovasi melalui skrining mobile klinik VCT yang dilaksanakan dengan turun langsung ke titik-titik yang dipetakan terdapat populasi kunci, seperti tempat tempat karaoke, warung remang-remang dan dan langsung melaksanakn konseling, edukasi dan testing HIV di lokasi.
"Sesuai amanat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2022, dalam upaya penanggulangan HIV dilakukan dengan langkah promotif yaitu dengan komunikasi informasi dan edukasi kepada seluruh pihak termasuk didalamnya melalui media cetak dan elektronik tentang risiko dan dampak HIV, termasuk penyampaian jumlah orang dengan terdampak atau terinfeksi HIV dalam suatu wilayah," kata dia.
Dalam rangka Hari AIDS se-Dunia, Dinkes Situbondo telah melakukan kegiatan promosi kesehatan dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit menular HIV/AIDS dengan melakukan orasi dan kampanye damai pencegahan serta membagikan selebaran kepada masyarakat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo, Hari Santoso, mengatakan, dari 772 orang penderita, 17 orang (2 persen) di antaranya berhenti pengobatan, dan dan penderita HIV yang menjalani pengobatan selama tiga bulan sebanyak 190 orang (25 persen).
"Untuk data kasus HIV/AIDS baru sampai dengan Oktober 2022 ada 400 penderita dan telah mendapatkan obat antiretro viral," kata Hari Santoso di Situbondo, Jumat.
Menurut dia, orang dengan HIV (ODHA) yang masih rutin menjalani pengobatan ARV sebanyak 328 (42 persen), dan jumlah penderita meninggal sebanyak 168 (22 persen.
Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan upaya-upaya strategis dalam meningkatkan cakupan pelayanan HIV, salah satunya Dinkes melibatkan semua lintas sektor untuk terlibat dalam pencegahan HIV/AIDS.
Selain itu, lanjut Hari, dengan menggandeng lintas sektor Yayasan Pemerhati HIV dengan meningkatkan cakupan pelayanan bersama yayasan yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi dalam pelaksanaan program HIV.
"Yang sudah dilakukan di antaranya adalah pelaksanaan skrining pada kelompok kunci. Melakukan edukasi pada kelompok kunci, pendampingan ODHA dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya," ujar dia.
Hari menambahkan, Dinkes bersama puskesmas terus berinovasi melalui skrining mobile klinik VCT yang dilaksanakan dengan turun langsung ke titik-titik yang dipetakan terdapat populasi kunci, seperti tempat tempat karaoke, warung remang-remang dan dan langsung melaksanakn konseling, edukasi dan testing HIV di lokasi.
"Sesuai amanat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2022, dalam upaya penanggulangan HIV dilakukan dengan langkah promotif yaitu dengan komunikasi informasi dan edukasi kepada seluruh pihak termasuk didalamnya melalui media cetak dan elektronik tentang risiko dan dampak HIV, termasuk penyampaian jumlah orang dengan terdampak atau terinfeksi HIV dalam suatu wilayah," kata dia.
Dalam rangka Hari AIDS se-Dunia, Dinkes Situbondo telah melakukan kegiatan promosi kesehatan dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit menular HIV/AIDS dengan melakukan orasi dan kampanye damai pencegahan serta membagikan selebaran kepada masyarakat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022