Dinas Kesehatan Kota Surabaya gencarkan sosialisasi 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Sabtu, mengimbau masyarakat melakukan pencegahan penyakit DBD mengingat saat ini telah memasuki pergantian iklim dari kemarau ke hujan.
"Memasuki perubahan cuaca seperti saat ini, ada beberapa tempat rawan yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue," katanya.
Baca juga: Cegah DBD, Eri Cahyadi gerakkan petugas Puskesmas dan KSH
Baca juga: Dokter: Jaga pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit ketika pergantian musim
Ia menjelaskan pada musim hujan, nyamuk tersebut akan muncul di tempat yang dapat menampung air hujan dan menjadi sumber genangan di sekeliling rumah, seperti ban, kaleng, ember, botol, bekas, cekungan pada batang kayu, tempurung kelapa, ataupun talang yang tersumbat.
"Bahkan hal kecil seperti air pada tutup botol juga dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ini," ujar dia.
Nanik menjelaskan nyamuk Aedes aegypti menggigit saat manusia beraktivitas dalam rumah, gedung, sekolah, atau di ruang tertutup lainnya. Nyamuk tersebut juga suka berada di tempat lembab, gelap, gantungan pakaian, serta tumpukan barang lainnya.
Ia mengungkapkan saat ini tercatat kasus DBD di Kota Surabaya 187 kasus dan tertinggi terjadi pada bulan Februari 2022.
Meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti tersebut, Nanik mengimbau seluruh warga Surabaya untuk bersinergi satu sama lain, dengan cara meningkatkan kebersihan lingkungan masing-masing.
Iak memaparkan upaya paling efektif dilakukan masyarakat untuk mencegah DBD, di antaranya menggerakkan 3M untuk bak mandi, barang-barang bekas dan lainnya secara serentak. Gerakan ini tidak bisa dilakukan sendiri, namun harus bersama pemkot, pemangku kepentingan, Kader Surabaya Hebat (KSH), dan seluruh masyarakat.
Dapat pula dilakukan upaya pencegahan lainnya untuk mengurangi risiko tergigit nyamuk Aedes aegypti, di antaranya dengan menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa nyamuk, menggunakan kelambu, menggunakan lotion antinyamuk, menghindari menumpuk barang-barang dan menggantung pakaian karena akan menjadi tempat peristirahatan nyamuk.
Pihaknya juga terus menguatkan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD tersebut dengan cara mengampanyekan kewaspadaan warga dengan menggiatkan penyuluhan dan menyiarkan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).
Dinkes juga melaksanakan Apel Gebyar PSN dengan mengoptimalkan peran dan fungsi KSH untuk memantau pemberantasan jentik nyamuk di setiap wilayah serta mendampingi masyarakat dalam Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
Gerakan pencegahan dan pemberantasan nyamuk DBD tersebut sebelumnya juga telah diinstruksikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dengan meminta pemberantasan tersebut dilakukan dengan cara kolaborasi antara pemkot dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.
"Dengan sinergi yang kuat dan peran aktif dari seluruh masyarakat, diharapkan tidak ada peningkatan Kasus DBD di Kota Surabaya," kata Nanik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Sabtu, mengimbau masyarakat melakukan pencegahan penyakit DBD mengingat saat ini telah memasuki pergantian iklim dari kemarau ke hujan.
"Memasuki perubahan cuaca seperti saat ini, ada beberapa tempat rawan yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue," katanya.
Baca juga: Cegah DBD, Eri Cahyadi gerakkan petugas Puskesmas dan KSH
Baca juga: Dokter: Jaga pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit ketika pergantian musim
Ia menjelaskan pada musim hujan, nyamuk tersebut akan muncul di tempat yang dapat menampung air hujan dan menjadi sumber genangan di sekeliling rumah, seperti ban, kaleng, ember, botol, bekas, cekungan pada batang kayu, tempurung kelapa, ataupun talang yang tersumbat.
"Bahkan hal kecil seperti air pada tutup botol juga dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ini," ujar dia.
Nanik menjelaskan nyamuk Aedes aegypti menggigit saat manusia beraktivitas dalam rumah, gedung, sekolah, atau di ruang tertutup lainnya. Nyamuk tersebut juga suka berada di tempat lembab, gelap, gantungan pakaian, serta tumpukan barang lainnya.
Ia mengungkapkan saat ini tercatat kasus DBD di Kota Surabaya 187 kasus dan tertinggi terjadi pada bulan Februari 2022.
Meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti tersebut, Nanik mengimbau seluruh warga Surabaya untuk bersinergi satu sama lain, dengan cara meningkatkan kebersihan lingkungan masing-masing.
Iak memaparkan upaya paling efektif dilakukan masyarakat untuk mencegah DBD, di antaranya menggerakkan 3M untuk bak mandi, barang-barang bekas dan lainnya secara serentak. Gerakan ini tidak bisa dilakukan sendiri, namun harus bersama pemkot, pemangku kepentingan, Kader Surabaya Hebat (KSH), dan seluruh masyarakat.
Dapat pula dilakukan upaya pencegahan lainnya untuk mengurangi risiko tergigit nyamuk Aedes aegypti, di antaranya dengan menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kasa nyamuk, menggunakan kelambu, menggunakan lotion antinyamuk, menghindari menumpuk barang-barang dan menggantung pakaian karena akan menjadi tempat peristirahatan nyamuk.
Pihaknya juga terus menguatkan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD tersebut dengan cara mengampanyekan kewaspadaan warga dengan menggiatkan penyuluhan dan menyiarkan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).
Dinkes juga melaksanakan Apel Gebyar PSN dengan mengoptimalkan peran dan fungsi KSH untuk memantau pemberantasan jentik nyamuk di setiap wilayah serta mendampingi masyarakat dalam Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
Gerakan pencegahan dan pemberantasan nyamuk DBD tersebut sebelumnya juga telah diinstruksikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dengan meminta pemberantasan tersebut dilakukan dengan cara kolaborasi antara pemkot dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.
"Dengan sinergi yang kuat dan peran aktif dari seluruh masyarakat, diharapkan tidak ada peningkatan Kasus DBD di Kota Surabaya," kata Nanik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022