Tim pemantau program kerja sama Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations Children's Fund (UNICEF) dan Pemerintah Kabupaten Bondowoso berkolaborasi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, khususnya anak-anak di wilayah setempat.

"Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang aktif mengajukan diri berkolaborasi," kata Kepala Perwakilan UNICEF Arie Rukmantara dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Bondowoso, Kamis.

Ia menyampaikan setidaknya dalam satu tahun terakhir ada tiga program yang dilakukan melalui kerja sama UNICEF di Bondowoso, yaitu program Perlindungan Anak, program Kesehatan dan program gizi yang melalui mitra pelaksana LPIKIPI, BKMP UNAIR dan LPPM UNUSA.

Arie menambahkan, cakupan Bulan Imunisasi Anak Nasional di Kabupaten Bondowoso telah mencapai 96,81 persen dengan 40.391 anak mendapatkan imunisasi tambahan campak rubella.

"Dengan mendapatkan imunisasi, anak akan tumbuh dengan sehat dan bisa menggapai mimpi-mimpinya. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, kita harus memastikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang," ujarnya.

Sementara di Institusi pendidikan, lanjut dia, yang menjadi lokasi kunjungan dan pendampingan program kerja sama UNICEF dan Pemerintah RI,  yaitu di Pondok Pesantren Manbaul Ulum, MTS At Taqwa,  serta SMPN 3 Bondowoso, menunjukan berbagai progress dalam program-program kesejahteraan anak, seperti Sekolah dan Madrasah Sehat.

"Para remaja putri telah merasa minum tablet tambah darah adalah sebuah kebutuhan, di Jawa Timur setidaknya 7.978 siswa juga menerima pendidikan gizi," kata Arie.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3AKB kabupaten Bondowoso, Anisatul Hamidah menyampaikan bahwa terma kasih atas pendampingan yang telah dilakukan oleh UNICEF.

"Hasilnya terlihat dan selaras dengan visi misi Pemkab Bondowoso, yaitu stop anak melahirkan anak, stop kebodohan melahirkan kebodohan, serta stop kemiskinan melahirkan kemiskinan," tuturnya.

Menurut dia, Kabupaten Bondowoso memiliki Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2021, 66,59 atau di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur, yakni 72.14.

Sementara untuk kasus perkawinan anak, selama periode Januari hingga Mei pada tahun 2022, terdapat 40 anak laki-laki dan 198 anak perempuan yang menikah di bawah usia 19 tahun atau 233 kasus perkawinan anak.

Persoalan stunting juga perlu menjadi perhatian karena satu dari tiga anak di Kabupaten Bondowoso menjadi penderita.

"Untuk itu kami terus melakukan perbaikan. Kami ingin Bondowoso menjadi kabupaten yang ramah bagi tumbuh dan kembang anak-anak, sebagaimana Indeks Kebahagiaan Masyarakat Bondowoso yang cukup tinggi," tuturnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022