Pemerintah Kabupaten Pasuruan Jawa Timur berupaya menekan kasus stunting di kabupaten setempat, salah satunya melalui gerakan Keluarga Bersih Bersama Sadari Stunting Menuju Keluarga Sejahtera" atau "Kasih Bersanding Mesra".
Wakil Bupati Pasuruan Mujib Imron dalam keterangan pers, Sabtu, mengatakan gerakan tersebut merupakan upaya pemerintah daerah untuk mencegah stunting yang sejalan dengan upaya percepatan penurunan stunting yang saat ini menjadi skala prioritas pemerintah pusat.
"Pembentukan tim percepatan penurunan stunting tersebut di antara upaya yang dimaksimalkan oleh pemkab," ujar pria yang akrab disapa Gus Mujib.
Pihaknya melakukan pengawalan terhadap pencegahan stunting secara intens hingga tren kasusnya terus menurun, utamanya dengan mengedukasi para ibu yang baru saja melahirkan bayinya agar benar-benar memperhatikan kesehatan buah hatinya di masa 1.000 hari pertama kehidupan.
"Mari kawal anak kita apabila sudah nikah, setiap bulan ibu hamil harus diperiksa dan diperhatikan gizinya setiap hari. Kalau ada apa-apa nanti bisa dideteksi dini. Terkait apa yang harus dilakukan bagi warga sebelum menikah, setidaknya ada kordinasi dengan KUA dan pemerintah desa," ujarnya.
Gus Mujib berpesan kepada kepala desa dalam menyiapkan anggaran dana untuk percepatan penurunan stunting sekaligus memperhatikan kesejahteraan kader-kader kesehatan desa.
"Tim yang bertugas dalam penurunan stunting di desa diketuai oleh kepala desa, dibantu ketua penggerak PKK desa, bidan desa dan kader kesehatan desa. Peran bidan desa dalam mengawal ibu hamil sangat diperlukan untuk mencegah stunting,” ujarnya.
Ia berharap seluruh kader kesehatan desa dapat bersinergi dengan seluruh elemen pemerintah desa.
"Tolong kader kesehatan desa untuk bersinergi antara PKK, bidan desa serta organisasi kemasyarakatan untuk ikut sosialisasi. Kepala desa dan juga Forkopimcam bisa ikut membantu sosialisasi penurunan stunting," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022