Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengintensifkan pendampingan serta pembinaan pengelolaan cadangan pangan pada masyarakat dengan sasaran kelompok tani untuk optimalisasi produksi tanaman pertanian.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri M. Ridwan mengemukakan pendampingan penting dilakukan, agar bisa diketahui beragam masalah pada pertanian dan hasil produksi pertanian nantinya bisa lebih optimal.

"Yang sering dikeluhkan para petani pada kami ketika di lapangan yaitu belum adanya sarana pascapanen seperti lantai jemur dan gudang penyimpanan gabah," katanya di Kediri, Kamis.

Ia mengatakan, untuk menyiasati hal tersebut, pada setiap panen petani masih harus menyewa lahan di luar wilayah kelurahan Pojok untuk menjemur hasil.

"Nah ini menjadi pekerjaan rumah kami untuk memfasilitasi hal tersebut lebih optimal lagi. Kami upayakan apa yang dibutuhkan pascapanen bisa terpenuhi sehingga kebutuhan pangan di Kota Kediri bisa tercukupi," kata dia.

Ridwan juga mengimbau para petani di Kota Kediri untuk memanfaatkan lahan pertanian dengan memanen sendiri, menjemur sendiri dan memproses pasca panen sampai menghasilkan beras agar dapat membantu meningkatkan pendapatan.

"Jadi diupayakan untuk diproses pascapanen sehingga bisa membantu meningkatkan pendapatan petani karena dijual di sawah dengan dijual dalam bentuk beras pasti harganya juga sangat jauh berbeda," kata dia.

Pihaknya mengadakan pendampingan tersebut salah satunya dilakukan kepada Kelompok Tani Subur Makmur di Kelurahan Pojok, Kota Kediri.

Dalam pertemuan tersebut dibahas pula rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) terkait pemberian pupuk bersubsidi yang sudah diatur dalam Permentan Nomor 10 Tahun 2022.

"Untuk memperoleh pupuk bersubsidi harus memenuhi persyaratan seperti luas lahan dan tanaman apa saja yang mendapatkan bantuan pupuk sudah ada ketentuan dari Permentan. Untuk itu kami susun dan kita ajukan RDKK secara daring ke pusat sehingga pemberian pupuk bersubsidi bisa terjatah maksimal yang diajukan 2 hektare per petani," ujar dia.

Ia juga mengapresiasi kelompok tani tersebut, sebab program cadangan pangan berjalan dengan baik.

"Di Kelompok Tani Subur Makmur cadangan pangannya sudah berjalan dan alhamdulillah ada kerja sama juga dengan Yatim Mandiri yang menampung beras artinya tidak ditebas di sawah dan ada tunda jual. Kami dari DKPP mengharapkan hal ini juga diterapkan oleh kelompok tani lainnya," kata dia.

Kelompok Tani Subur Makmur di Kelurahan Pojok, Kota Kediri itu beranggotakan 61 orang dengan total luas lahan 30 hektare dan mampu menghasilkan 150 ton beras tiap kali panen.

Ridwan mengharapkan berbagai upaya yang dilakukan DKPP Kota Kediri, dapat mendukung ketahanan pangan di kota ini, khususnya untuk komoditas beras.

"Semoga hasil panen para petani lebih meningkat lagi karena dari survei kami masih banyak petani yang dijual tebasan sehingga kami berharap di waktu berikutnya semua di panen sendiri dan bisa meningkatkan pendapatan Kelompok Tani Subur Makmur Kelurahan Pojok," kata Ridwan.

Sementara itu, salah satu anggota Kelompok Tani Subur Makmur Kelurahan Pojok M Yusuf mengatakan selama ini dirinya dan petani lainnya telah mendapat perhatian dan pembinaan yang intensif dari DKPP sehingga kendala yang dialami bisa langsung mendapat respon.

"Pembinaan sangat dibutuhkan untuk petani sini, dan alhamdulillah dari dinas terkait juga selalu merespon dengan baik setiap ada keluhan dari kita. Arahan dari DKPP agar para petani tidak menjual hasil panen di sawah tapi berupa beras itu betul-betul kita usahakan untuk dijalankan," kata M Yusuf. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022