Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Madiun, Jawa Timur mencatat capaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang berjalan sejak awal Agustus 2022 hingga kini telah menyentuh angka 91,71 persen dari target sasaran 9.513 balita.
Sub Koordinator Pengelolaan Layanan Kesehatan Ibu, Balita, dan Gizi Masyarakat Dinkes PPKB Kota Madiun Heni Siswati mengatakan capaian imunisasi di Kota Pendekar tersebut sejatinya sudah cukup tinggi hingga awal September 2022. Namun, diakuinya masih belum mememuhi target, yakni sebesar 95 persen.
"Target sasarannya sebanyak 9.513 anak. Sampai tanggal 6 September 2022 sudah 91,71 persen yang diimunisasi," ujar Heni Siswati di Madiun, Selasa.
Baca juga: Wali Kota Madiun raih The Best Overall dalam ajang IVL 2022
Menurut dia, belum terpenuhinya target itu, salah satunya dikarenakan masih ada balita usia 6-59 bulan yang belum bisa diberikan imunisasi karena sedang batuk, pilek, dan demam. Karenanya, pemberian imunisasi terpaksa ditunda.
"Masih ada sasaran yang batuk pilek sehingga belum bisa dilaksanakan imunisasi. Tetapi, kegiatan "sweeping" atau penyisiran masih tetap dilaksanakan," katanya.
Guna memenuhi capaian target 95 persen pelaksanaan BIAN di Kota Madiun, Dinkes setempat akan memperpanjang pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) kepada sasaran hingga 13 September 2022.
Untuk itu, orang tua yang memiliki balita usia 6-59 bulan yang belum divaksin MR bisa mengantar balitanya ke puskesmas terdekat guna mendapatkan imunisasi.
"Selain layanan di puskesmas, giat penyisiran juga kami lakukan. Kami cari balita yang belum imunisasi ke rumah-rumah," tambahnya.
Selain imunisasi MR, dalam kegiatan BIAN juga dilakukan pemberina vitamin A untuk kesehatan mata anak.
Sisi lain, kegiatan tersebut juga sekaligus menyisir anak-anak yang imunisasi dasarnya belum lengkap, seperti DPT dan Polio.
Ia menambahkan, cakupan tinggi BIAN di Kota Madiun yang mencapai 90 persen lebih tersebut tak terlepas dari peran serta kader-kader posyandu kelurahan, RT/RW, petugas kesehatan puskesmas, hingga babinsa dan babinkamtibmas untuk menggerakkan masyarakat sasaran ke posyandu. Selain itu, tentu upaya "jemput bola" dengan melakukan penyisiran hingga ke rumah-rumah.(*)
Baca juga: Panglima TNI Andika Perkasa dikukuhkan jadi warga kehormatan utama PSHT
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Sub Koordinator Pengelolaan Layanan Kesehatan Ibu, Balita, dan Gizi Masyarakat Dinkes PPKB Kota Madiun Heni Siswati mengatakan capaian imunisasi di Kota Pendekar tersebut sejatinya sudah cukup tinggi hingga awal September 2022. Namun, diakuinya masih belum mememuhi target, yakni sebesar 95 persen.
"Target sasarannya sebanyak 9.513 anak. Sampai tanggal 6 September 2022 sudah 91,71 persen yang diimunisasi," ujar Heni Siswati di Madiun, Selasa.
Baca juga: Wali Kota Madiun raih The Best Overall dalam ajang IVL 2022
Menurut dia, belum terpenuhinya target itu, salah satunya dikarenakan masih ada balita usia 6-59 bulan yang belum bisa diberikan imunisasi karena sedang batuk, pilek, dan demam. Karenanya, pemberian imunisasi terpaksa ditunda.
"Masih ada sasaran yang batuk pilek sehingga belum bisa dilaksanakan imunisasi. Tetapi, kegiatan "sweeping" atau penyisiran masih tetap dilaksanakan," katanya.
Guna memenuhi capaian target 95 persen pelaksanaan BIAN di Kota Madiun, Dinkes setempat akan memperpanjang pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) kepada sasaran hingga 13 September 2022.
Untuk itu, orang tua yang memiliki balita usia 6-59 bulan yang belum divaksin MR bisa mengantar balitanya ke puskesmas terdekat guna mendapatkan imunisasi.
"Selain layanan di puskesmas, giat penyisiran juga kami lakukan. Kami cari balita yang belum imunisasi ke rumah-rumah," tambahnya.
Selain imunisasi MR, dalam kegiatan BIAN juga dilakukan pemberina vitamin A untuk kesehatan mata anak.
Sisi lain, kegiatan tersebut juga sekaligus menyisir anak-anak yang imunisasi dasarnya belum lengkap, seperti DPT dan Polio.
Ia menambahkan, cakupan tinggi BIAN di Kota Madiun yang mencapai 90 persen lebih tersebut tak terlepas dari peran serta kader-kader posyandu kelurahan, RT/RW, petugas kesehatan puskesmas, hingga babinsa dan babinkamtibmas untuk menggerakkan masyarakat sasaran ke posyandu. Selain itu, tentu upaya "jemput bola" dengan melakukan penyisiran hingga ke rumah-rumah.(*)
Baca juga: Panglima TNI Andika Perkasa dikukuhkan jadi warga kehormatan utama PSHT
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022