Jajaran Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Kota Surabaya mengimbau warga di Kota Pahlawan, Jawa Timur, untuk ikut mengawal program padat karya dengan harapan program pemerintah kota setempat itu tepat sasaran.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Josiah Michael di Surabaya, Rabu, mengatakan, pihaknya berharap pemerintah kota (pemkot) bisa memanfaatkan program tersebut untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Sebenarnya program itu bagus, tapi harus paham dulu produksi, permodalan dan pemasarannya," kata Josiah.
Menurut dia, dalam program tersebut nantinya warga juga harus dikawal, bagaimana menjaga kualitas hasil produksi dan mengelola keuangannya. Hal itu dikarenakan bila pengelolaan keuangan buruk maka usaha tersebut rentan mengalami kegagalan.
Josiah meminta, Pemkot Surabaya tidak hanya fokus pada satu titik saja, melainkan juga harus secara komplit sampai dengan cara pemasarannya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berinisiatif membuat sister company atau menjadikan perusahaan besar di Surabaya sebagai mentor bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) baru.
"Nantinya, hal itu memang benar-benar dapat menularkan ilmunya, bekerja sama dan menggandeng pihak swasta," kata legislator dari Fraksi PSI ini.
Soal strategi pemasaran, kata Josiah, bisa secara konvensional atau digital marketing. Dikatakan, digital marketing bukan cuma diajarkan market place, melainkan strategi bagaimana produksinya bisa terjual.
"Itu harus diajarkan semua. Kalau memang niat membantu warga supaya entas dari kemiskinan." kata Josiah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyatakan, program pemulihan ekonomi melalui Padat Karya cukup efektif mengentaskan kemiskinan di Kota Pahlawan.
"Saat ini banyak program pemkot yang dilakukan melalui padat karya, mulai dari pelatihan, pemasaran produk, hingga pemberian bantuan modal untuk terus memberdayakan UMKM Surabaya," kata Eri.
Bahkan, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga sudah menerapkan 40 persen APBD Surabaya untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. "Kami terus gerakkan UMKM Surabaya supaya mandiri, dan upaya padat karya ini untuk meningkatkan taraf hidup warga Surabaya," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Josiah Michael di Surabaya, Rabu, mengatakan, pihaknya berharap pemerintah kota (pemkot) bisa memanfaatkan program tersebut untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Sebenarnya program itu bagus, tapi harus paham dulu produksi, permodalan dan pemasarannya," kata Josiah.
Menurut dia, dalam program tersebut nantinya warga juga harus dikawal, bagaimana menjaga kualitas hasil produksi dan mengelola keuangannya. Hal itu dikarenakan bila pengelolaan keuangan buruk maka usaha tersebut rentan mengalami kegagalan.
Josiah meminta, Pemkot Surabaya tidak hanya fokus pada satu titik saja, melainkan juga harus secara komplit sampai dengan cara pemasarannya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berinisiatif membuat sister company atau menjadikan perusahaan besar di Surabaya sebagai mentor bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) baru.
"Nantinya, hal itu memang benar-benar dapat menularkan ilmunya, bekerja sama dan menggandeng pihak swasta," kata legislator dari Fraksi PSI ini.
Soal strategi pemasaran, kata Josiah, bisa secara konvensional atau digital marketing. Dikatakan, digital marketing bukan cuma diajarkan market place, melainkan strategi bagaimana produksinya bisa terjual.
"Itu harus diajarkan semua. Kalau memang niat membantu warga supaya entas dari kemiskinan." kata Josiah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyatakan, program pemulihan ekonomi melalui Padat Karya cukup efektif mengentaskan kemiskinan di Kota Pahlawan.
"Saat ini banyak program pemkot yang dilakukan melalui padat karya, mulai dari pelatihan, pemasaran produk, hingga pemberian bantuan modal untuk terus memberdayakan UMKM Surabaya," kata Eri.
Bahkan, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga sudah menerapkan 40 persen APBD Surabaya untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. "Kami terus gerakkan UMKM Surabaya supaya mandiri, dan upaya padat karya ini untuk meningkatkan taraf hidup warga Surabaya," ujar dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022