Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan dr. Achmad Syafirullah menyatakan kegiatan donor darah berangsur normal setelah kasus aktif COVID-19 di wilayah itu melandai.
"Saat kasus COVID-19 di Pamekasan masih parah, para donor jarang yang bersedia datang ke kantor PMI Pamekasan. Sekarang ini Alhamdulillah, sudah mulai aktif lagi," katanya di Pamekasan, Senin, menjelaskan kegiatan donor darah oleh warga Pamekasan.
Saat kasus COVID-19 masih parah, persediaan darah di UDD PMI Pamekasan sering menipis.
Selain karena kebijakan pemerintah memang membatas warga untuk beraktivitas di luar rumah, para donor juga banyak khawatir untuk datang ke PMI Pamekasan untuk donor darahnya.
"Alhamdulillah, seiring dengan perkembangan kasus COVID-19 yang sudah membaik ini, kegiatan donor darah kembali normal. Bahkan di bulan Ramadhan ini, PMI Pamekasan juga telah membuka kegiatan donor di malam hari," katanya.
Achmad Syarifullah menjelaskan, PMI Pamekasan memiliki sebanyak 32.700 pendonor, terdiri atas donor aktif tercatat sebanyak 9.700 orang dan donor pasif sebanyak 23 ribu orang.
Perinciannya, warga yang aktif mendonorkan darahnya setiap enam bulan sekali sebanyak 9.700-an orang, dan warga yang donor sebanyak tiga kali dalam setahun sebanyak 3.500-an orang.
Sedangkan yang donor darahnya sebanyak satu kali dalam setahun, tercatat sebanyak 4.000-an orang, sehingga jumlah total pendonor aktif di Pamekasan sebanyak 9.700-an orang.
"Selain pendonor aktif ini, kami juga memiliki sebanyak 23 ribuan orang yang menjadi pendonor pasif di PMI Pamekasan," katanya.
Achmad Syafirullah menuturkan ada dua kategori pendonor pasif, yakni pertama, pendonor yang tidak donor darahnya lebih dari satu tahun, atau dalam rentan waktu 1 hingga 5 tahun sebanyak 10 ribuan orang. Kedua, yang donor darah sekali lebih dari lima tahun, sebanyak 13 ribuan orang.
"Jadi, dalam catatan kami, pendonor aktif di PMI Pamekasan ini totalnya 23 ribuan orang," katanya.
Ia menjelaskan para donor aktif dan pasif ini dari semua elemen masyarakat, seperti TNI-Polri, mahasiswa, pelajar SMA dan yang sederajat, ASN, dan wiraswasta.
Selain itu, banyak di antara mereka juga berasal dari kelompok masyarakat atau komunitas, seperti komunitas seni, pencak silat, komunitas keagamaan, dan lembaga pendidikan pondok pesantren, serta pramuka.
"Sejak kasus aktif COVID-19 melandai, PMI Pamekasan mulai mengingatkan kembali kepada mereka, agar bisa donor darah lagi. Untuk pendonor aktif, kita mengirim surat, sedangkan pendonor pasif diingatkan melalui pesan singkat. Jadi kita kirim pesan melalui nomor telepon yang tercatat di PMI," katanya.
Selama bulan Ramadhan 1443 Hijriah ini, UDD PMI Pamekasan memfasilitasi kegiatan donor darah pada malam hari, dengan mendirikan posko di jantung Kota Pamekasan, yakni di area Monumen Arek Lancor.
Menurut Achmad, hingga 10 April 2022 sudah terkumpul 331 kantong darah dari berbagai golongan, seperti golongan A, B, AB dan O.
"Dana para pendonor tersebut merupakan pendonor aktif. Jadi mereka adalah bagian dari 9.700 orang itu," katanya, menjelaskan.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saat kasus COVID-19 di Pamekasan masih parah, para donor jarang yang bersedia datang ke kantor PMI Pamekasan. Sekarang ini Alhamdulillah, sudah mulai aktif lagi," katanya di Pamekasan, Senin, menjelaskan kegiatan donor darah oleh warga Pamekasan.
Saat kasus COVID-19 masih parah, persediaan darah di UDD PMI Pamekasan sering menipis.
Selain karena kebijakan pemerintah memang membatas warga untuk beraktivitas di luar rumah, para donor juga banyak khawatir untuk datang ke PMI Pamekasan untuk donor darahnya.
"Alhamdulillah, seiring dengan perkembangan kasus COVID-19 yang sudah membaik ini, kegiatan donor darah kembali normal. Bahkan di bulan Ramadhan ini, PMI Pamekasan juga telah membuka kegiatan donor di malam hari," katanya.
Achmad Syarifullah menjelaskan, PMI Pamekasan memiliki sebanyak 32.700 pendonor, terdiri atas donor aktif tercatat sebanyak 9.700 orang dan donor pasif sebanyak 23 ribu orang.
Perinciannya, warga yang aktif mendonorkan darahnya setiap enam bulan sekali sebanyak 9.700-an orang, dan warga yang donor sebanyak tiga kali dalam setahun sebanyak 3.500-an orang.
Sedangkan yang donor darahnya sebanyak satu kali dalam setahun, tercatat sebanyak 4.000-an orang, sehingga jumlah total pendonor aktif di Pamekasan sebanyak 9.700-an orang.
"Selain pendonor aktif ini, kami juga memiliki sebanyak 23 ribuan orang yang menjadi pendonor pasif di PMI Pamekasan," katanya.
Achmad Syafirullah menuturkan ada dua kategori pendonor pasif, yakni pertama, pendonor yang tidak donor darahnya lebih dari satu tahun, atau dalam rentan waktu 1 hingga 5 tahun sebanyak 10 ribuan orang. Kedua, yang donor darah sekali lebih dari lima tahun, sebanyak 13 ribuan orang.
"Jadi, dalam catatan kami, pendonor aktif di PMI Pamekasan ini totalnya 23 ribuan orang," katanya.
Ia menjelaskan para donor aktif dan pasif ini dari semua elemen masyarakat, seperti TNI-Polri, mahasiswa, pelajar SMA dan yang sederajat, ASN, dan wiraswasta.
Selain itu, banyak di antara mereka juga berasal dari kelompok masyarakat atau komunitas, seperti komunitas seni, pencak silat, komunitas keagamaan, dan lembaga pendidikan pondok pesantren, serta pramuka.
"Sejak kasus aktif COVID-19 melandai, PMI Pamekasan mulai mengingatkan kembali kepada mereka, agar bisa donor darah lagi. Untuk pendonor aktif, kita mengirim surat, sedangkan pendonor pasif diingatkan melalui pesan singkat. Jadi kita kirim pesan melalui nomor telepon yang tercatat di PMI," katanya.
Selama bulan Ramadhan 1443 Hijriah ini, UDD PMI Pamekasan memfasilitasi kegiatan donor darah pada malam hari, dengan mendirikan posko di jantung Kota Pamekasan, yakni di area Monumen Arek Lancor.
Menurut Achmad, hingga 10 April 2022 sudah terkumpul 331 kantong darah dari berbagai golongan, seperti golongan A, B, AB dan O.
"Dana para pendonor tersebut merupakan pendonor aktif. Jadi mereka adalah bagian dari 9.700 orang itu," katanya, menjelaskan.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022