Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengemukakan, kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah itu dapat mengancam kelangsungan industri.
"Pasti ini berdampak dan mengganggu kelancaran industri di Jatim, baik besar hingga kecil. Karena hal ini bisa menghambat proses perdagangan karena harus antre membeli solar," kata Adik, dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.
Ia berharap kelangkaan solar tidak terjadi terlalu lama, dan pekan depan harus sudah bisa teratasi agar dampaknya terhadap ekonomi tidak terlalu signifikan karena yang menggunakan solar masih kendaraan tertentu.
Ia menegaskan problem kelangkaan solar yang terjadi beberapa hari ini memang cukup meresahkan pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor distribusi barang.
Karena kondisi tersebut telah mengakibatkan distribusi barang menjadi tersendat karena saat membeli solar harus mengantri cukup panjang.
"Kami berharap kelangkaan solar subsidi yang terjadi di sejumlah daerah bisa segera diatasi agar tidak berdampak pada kelangsungan distribusi barang," tutur pengusaha asal Kota Batu ini.
Menurutnya, kelangkaan solar ini tidak bisa lepas dari tidak sebandingnya kuota solar yang ditentukan pemerintah pada tahun 2022.
Untuk wilayah Jatim, misalnya, kuota solar tahun ini hanya mencapai 2.281.581 Kilo Liter (KL) per tahun, lebih kecil dibanding kuota tahun 2021 sebesar 2.352.388 KL.
"Karena kuota tahun 2022 ini kan berdasarkan dari realisasi penyaluran solar tahun 2021, sementara di tahun 2021 realisasi solar memang tidak naik karena adanya pandemi COVID-19," kata Adik.
Pemerintah, kata dia, tidak menghitung adanya puasa dan telah berakhirnya pandemi, sehingga ketika ada lonjakan yang terjadi adalah solar tidak mencukupi dan kelangkaan ditemui dimana-mana.
Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah mengajukan surat penambahan alokasi solar untuk Jatim di tahun 2022 sebesar 306.045 KL.
"Karena persoalan kekurangan solar itu mestinya bisa dengan nambah alokasi solar subsidi. Mudah-mudahan secepatnya teratasi walaupun melebihi kuota karena ini adalah diskresi," katanya.
Seperti diketahui, dalam beberapa hari ini terjadi kelangkaan solar sehingga terlihat antrean yang sangat panjang di sejumlah SPBU, di antaranya di SPBU Brebek Industri, SPBU Pakal, SPBU Diponegoro Sidoarjo, SPBU rest area Tol Tandes.
Selain itu, antrean juga terjadi di SPBU Margomulyo, SPBU Rest Area Tol Sidoarjo, SPBU Bypass Pandaan, SPBU Roomo Gresik, SPBU Jalan Osowilangon, SPBU Kalianak, SPBU Raya Balongbendo arah Mojokerto dan SPBU Geluran arah Krian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Pasti ini berdampak dan mengganggu kelancaran industri di Jatim, baik besar hingga kecil. Karena hal ini bisa menghambat proses perdagangan karena harus antre membeli solar," kata Adik, dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.
Ia berharap kelangkaan solar tidak terjadi terlalu lama, dan pekan depan harus sudah bisa teratasi agar dampaknya terhadap ekonomi tidak terlalu signifikan karena yang menggunakan solar masih kendaraan tertentu.
Ia menegaskan problem kelangkaan solar yang terjadi beberapa hari ini memang cukup meresahkan pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor distribusi barang.
Karena kondisi tersebut telah mengakibatkan distribusi barang menjadi tersendat karena saat membeli solar harus mengantri cukup panjang.
"Kami berharap kelangkaan solar subsidi yang terjadi di sejumlah daerah bisa segera diatasi agar tidak berdampak pada kelangsungan distribusi barang," tutur pengusaha asal Kota Batu ini.
Menurutnya, kelangkaan solar ini tidak bisa lepas dari tidak sebandingnya kuota solar yang ditentukan pemerintah pada tahun 2022.
Untuk wilayah Jatim, misalnya, kuota solar tahun ini hanya mencapai 2.281.581 Kilo Liter (KL) per tahun, lebih kecil dibanding kuota tahun 2021 sebesar 2.352.388 KL.
"Karena kuota tahun 2022 ini kan berdasarkan dari realisasi penyaluran solar tahun 2021, sementara di tahun 2021 realisasi solar memang tidak naik karena adanya pandemi COVID-19," kata Adik.
Pemerintah, kata dia, tidak menghitung adanya puasa dan telah berakhirnya pandemi, sehingga ketika ada lonjakan yang terjadi adalah solar tidak mencukupi dan kelangkaan ditemui dimana-mana.
Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah mengajukan surat penambahan alokasi solar untuk Jatim di tahun 2022 sebesar 306.045 KL.
"Karena persoalan kekurangan solar itu mestinya bisa dengan nambah alokasi solar subsidi. Mudah-mudahan secepatnya teratasi walaupun melebihi kuota karena ini adalah diskresi," katanya.
Seperti diketahui, dalam beberapa hari ini terjadi kelangkaan solar sehingga terlihat antrean yang sangat panjang di sejumlah SPBU, di antaranya di SPBU Brebek Industri, SPBU Pakal, SPBU Diponegoro Sidoarjo, SPBU rest area Tol Tandes.
Selain itu, antrean juga terjadi di SPBU Margomulyo, SPBU Rest Area Tol Sidoarjo, SPBU Bypass Pandaan, SPBU Roomo Gresik, SPBU Jalan Osowilangon, SPBU Kalianak, SPBU Raya Balongbendo arah Mojokerto dan SPBU Geluran arah Krian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022