Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan menyempatkan diri bertemu dan memotivasi para pelaku UMKM di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.

Saat di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Menko Luhut melihat berbagai aneka produk kreatif karya pelaku UMKM Banyuwangi. Mulai makanan dan minuman kemasan, kaos suvenir, batik, produk fesyen, hingga kopi Banyuwangi yang khas. Bahkan Luhut memborong sejumlah produk yang disajikan.

Ia juga mencicipi minuman berbahan dasar rempah milik UMKM Saritiga. Tak hanya menyajikan minuman rempah biasa, tapi sirup rempah tersebut dicampur dengan teknik khusus, sehingga menghasilkan cita rasa yang unik dan lebih segar.

Selain itu, Luhut juga berdialog dengan salah satu UMKM, D-Beja yang memproduksi kue kering. Luhut berdialog dengan Owner D-Beja Eti Nur Kristiani.

Luhut memotivasi pengusaha aneka kue kering itu untuk memasarkannya melalui marketplace, termasuk dalam program Bela Pengadaan yang bisa diakses dan dibeli langsung oleh pemerintah se-Indonesia.

Menurut Luhut, saat ini pemerintah terus menggalang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, gerakan dari UMKM untuk UMKM Indonesia. Tujuannya supaya masyarakat Indonesia cinta dan mau menggunakan produk lokal Indonesia.

Luhut lalu membeberkan bahwa, walau di tengah pandemi perekonomian Indonesia tetap tumbuh.

"Hilirisasi kita kuat. Tahun lalu ekspor kita tertinggi meski dalam keadaan covid 19, yakni mencapai USD 232 miliar. Kita termasuk ekspor yang tinggi pertumbuhannya di dunia," kata Luhut.

Menko Luhut mengajak pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat Banyuwangi kompak.

"Banyuwangi bagus, bersih dari sampah. Banyuwangi hebat, karena kompak. Saya titip di bawah kepemimpinan Ibu Bupati, Banyuwangi terus kita dorong agar semakin berkibar," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan sejumlah skema Pemkab Banyuwangi dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro. Mulai dari program warung naik kelas, program jemput bola layanan penerbitan ijin usaha mikro, ongkir gratis bagi UMKM, hingga bantuan alat-alat produktif.

"Kami juga rutin melakukan gerakan Hari Belanja ke Pasar Tradisional dan UMKM setiap bulan untuk menggerakkan ekonomi arus bawah. Kami ajak seluruh ASN, bank-bank, BUMN, BUMD untuk pada hari itu memborong usaha UMKM," katanya.

Sejumlah intervensi pemkab, kini ekonomi Banyuwangi mulai rebound. Jika pada 2020 terkontraksi di angka minus 3,58 persen, pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Banyuwangi tercatat 4,08 persen (di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional).

Ketika di masa pandemi semua daerah mengalami peningkatan kemiskinan, kenaikan kemiskinan di Banyuwangi merupakan yang terendah se-Jatim, yaitu naik 0,01 persen sepanjang 2020 ke 2021, berdasarkan data BPS. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022