Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengingatkan masyarakat agar mewaspadai penyebaran demam berdarah (DB) terutama saat musim hujan seperti sekarang ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan Ani Latifah, Kamis, mengatakan dalam sebulan terakhir terdapat tiga warga setempat meninggal dunia karena penyakit demam berdarah.

"Pasien yang meninggal dunia itu di antara 68 pasien demam berdarah yang dirawat," katanya.

Ia mengatakan demam berdarah merupakan penyakit berbahaya yang dekat dengan kematian karena jika tidak dideteksi sejak dini, risikonya besar.

"Apalagi ciri-cirinya terkadang mengagetkan. Tiba-tiba drop kemudian dilarikan ke rumah sakit. Dan sudah dinyatakan dalam kondisi yang berbahaya," kata Ani.

Dengan bahaya itu, Ani pun mengingatkan warga agar betul-betul menjaga kebersihan tempat tinggal. Khususnya menghindari genangan-genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.

”Kalau ada genangan di botol, kaleng atau apa, mending dibuang saja. Kalaupun di pot yang berair, bisa dikasi ikan cupang supaya jentik bisa dimakan ikan," katanya.

Ia mengatakan selama tahun 2021, jumlah penderita demam berdarah di kabupaten setempat tercatat mencapai 163 kasus, empat orang di antaranya meninggal dunia.

"Oleh karenanya, momen musim hujan harus betul-betul diwaspadai. Caranya dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 5 M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk," tukasnya.

Dinkes, kata Ani, juga telah meminta kader jumantik segera bergerak mengawasi penyebaran jentik-jentik nyamuk demam berdarah di sekitar RT atau RW masing-masing.

"Kami gerakkan jumantik dan kami ajak warga jadi juru jumantik di rumahnya masing-masing," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022