Nilai investasi yang masuk di Kota Kediri, Jawa Timur, pada 2021 meningkat di tengah pandemi COVID-19, dari angka investasi tahun 2020 sebesar Rp1,3 triliun menjadi Rp1,6 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Kediri Edi Darmasto mengatakan capaian investasi itu ada kenaikan 23,07 persen pada 2021 jika dibandingkan tahun sebelumnya.

"Alhamdulillah hasilnya mengalami peningkatan meski dalam kondisi pandemi. Kami juga bekerja keras untuk merealisasikan investasi," katanya di Kediri, Minggu.

Ia juga menambahkan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) juga menargetkan pada 2022 ini, bahwa target investasi di Kota Kediri adalah sebesar Rp3,3 triliun. Pihaknya juga optimistis mampu mencapainya.

Edi menambahkan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya mempunyai komitmen dan beberapa strategi seperti meningkatkan kepatuhan para pelaku usaha untuk melaporkan realisasi investasi pada laporan kegiatan penanaman modal (LKPM), meningkatkan sosialisasi kepada pelaku usaha, menjalin kemitraan yang lebih baik dengan DPMPTSP Provinsi Jawa Timur dan Badan Koordinasi Penanaman Modal RI.

"Tak lupa meningkatkan pelayanan perizinan yang semakin berkualitas, cepat, tepat dan transparan," ujar dia.

Edi mengungkapkan Kota Kediri layak dijadikan pilihan untuk investasi. Beberapa alasannya adalah Kota Kediri memiliki iklim kondusif dibuktikan dengan kondisi masyarakat yang harmonis, ketersediaan SDM di Kota Kediri cukup baik, angka usia produktif yang tinggi yakni sebesar 71,58 persen.

Selain itu, adanya pembangunan Bandara Kediri yang ditunjang dengan pembangunan infrastruktur yang memadai juga menarik untuk pertimbangan Kediri jadi tempat investasi, lalu angka inflasi terkendali dengan baik yaitu 1,64 persen, sebagai pusat kegiatan wilayah di sekitar Kediri.

Kediri juga mendapatkan nominasi 10 wilayah paling berkembang (booming cities) di Indonesia dan merupakan 10 kota indeks toleransi tertinggi.

"Sejauh ini sektor yang paling tinggi tinggi nilai investasinya adalah nomor satu sektor industri nomor dua sektor perdagangan. Kalau perdagangan paling banyak di swalayan," kata Edi.

Pihaknya berharap capaian investasi semakin meningkat. Dengan investor bisa masuk, tentunya dapat menyerap tenaga kerja sehingga juga berkontribusi merekrut tenaga kerja.

"Investasi merupakan jangkar pertumbuhan ekonomi, kalau investasi tinggi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Kalau pertumbuhan ekonomi tinggi akan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk pelaku usaha semoga kepatuhannya ditingkatkan terkait dengan LKMP yang tiap tiga bulan sekali dilaporkan karena sumber realisasi diambil dari sana," kata Edi.

 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022