Kediri (Antara Jatim) - Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Kediri, Jawa Timur, menargetkan nilai investasi di Kota Kediri pada 2016 bisa mencapai angka Rp500 miliar.
"Sekarang ini nilai investasi yang masuk kurang lebih ada Rp400 miliar, jadi jika target Rp500 miliar, tentunya bisa terpenuhi," kata Kepala BPM Kota Kediri Triyono Kutut Purwanto di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, investasi di Kota Kediri dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang cukup bagus, bahkan selalu mampu melebihi dari target. Pada 2015, target nilai investasi adalah Rp450 miliar, dan nyatanya mampu melebihi hingga tercapai sekitar Rp600 miliar.
Pihaknya pun tetap optimistis, pada 2016 nilai investasinya bisa mampu melebihi dari target. Beberapa investor sudah dipastikan masuk dan siap membuat usaha di Kota Kediri, salah satunya adalah mendirikan hotel bintang empat yang direnakan mulai dibangun September 2016.
Triyono mengatakan pemerintah kota membuka seluas-luasnya untuk investasi di kota ini. Bahkan, sesuai dengan visi pemerintah kota, "the service city", pemerintah memberikan banyak kemudahan.
Pemerintah bahkan menyederhanakan proses perizinan. Salah satunya untuk mengajukan izin usaha yang membutuhkan waktu relatif lebih singkat, sekitar satu pekan untuk mengurusnya.
Pemerintah kota juga melakukan pemangkasan izin, yaitu berdasarkan Perwali Nomor 35 Tahun 2015 yang memangkas jumlah izin dari 172 menjadi 56 izin.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Kediri, Muhammad Salikhin mengatakan lembaganya juga berupaya mewadahi agar perekonomian di kota ini bisa bergerak dengan baik.
Pihaknya memfasilitasi pelaku UMKM untuk mengikuti berbagai pameran, baik di lokal, nasional, bahkan internasional. Pengusaha diberikan wadah untuk mengenalkan produknya dengan pameran tersebut.
Ia juga meminta pengusaha agar berani membuat inovasi produk agar mampu bersaing, terutama di era persaingan bebas seperti sekarang ini.
"Inovasi harus selalu dilakukan jangan hanya monoton karena bisa kalah persaingan. Inovasi itu misalnya bentuknya," katanya.
Selain harus berani membuat inovasi, Salikhin juga mengatakan pengusaha berani untuk membuat "branding" atas produk mereka serta berani mengeluarkan uang lebih untuk usaha mereka.
"Harus berani untuk membayar paten, 'branding' produk serta selalu konsisten. Itu agar produk selalu berkembang," jelasnya.
Di Kediri terdapat sekitar 31 ribu usaha dengan beragam jenisnya. Dari ribuan pengusaha tersebut, tentunya ada produk yang sama, sehingga masing-masing pengusaha harus mempunyai ciri khas produk yang dijualnya. Hal itu dilakukan agar tercapai target yang positif.
Ia pun menegaskan, sebenarnya pasar di Kediri tidak lesu bahkan cenderung baik. Hal itu dapat dilihat dari minat serta omzet yang diperoleh para pedagang dalam berbagai pameran yang diselenggarakan pemerintah. (*)