Satu dari belasan anak yang terkena wabah demam berdarah dengue di wilayah RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa, meninggal dunia.
"Innalilahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia anak dari bapak Nova alamat Manyar Kartika Barat Nomor 11 depan Masjid Ulul Albab," kata Farid, pengurus RT 06/ RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan, melalui pesan WA kepada wartawan.
Anak yang meninggal dunia karena DBD tersebut bernama Qonita Ismantakia, warga Jalan Manyar Kartika Barat, Kelurahan Menur Pumpunan. Anak tersebut meninggal dunia setelah mendapat perawatan medis di rumah sakit pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Farid mengatakan siswa kelas 2 SD itu sempat pulang dari rumah sakit pada Minggu (23/1). Namun, selang sehari setelahnya pada Senin (24/1/) sore kembali masuk ICU rumah sakit.
Menurut Farid, kawasan permukiman anak tersebut saat ini sedang dalam kondisi darurat wabah DBD. "Memang darurat karena sekarang sudah ada yang meninggal dunia jam 3 pagi tadi," katanya.
Ia mengatakan wabah DBD menyerang sekitar 15 anak di RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan sejak awal Januari 2022. Wabah tersebut menjangkiti anak-anak yang tinggal di RT 01 sampai RT 06.
Menurutnya, warga sudah melaporkan kejadian ini ke pihak Puskesmas Sukolilo, namun hanya diberikan abate yang berfungsi sebagai pembunuh jentik nyamuk di bak mandi. "Padahal warga ingin supaya dilakukan fogging," ujarnya.
Ketua RT 06/RW 10 Alim Mustofa menambahkan wabah DBD di RW 10 meresahkan warga karena rentang waktu antar-anak yang terjangkit berdekatan. "Apalagi sampai sekarang tidak dilakukan fogging terhadap kawasan kampung," katanya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno menyayangkan lambannya respons lurah dan kepala puskesmas setempat untuk melakukan pengasapan sebagaimana permintaan warga.
"Apakah harus menunggu jumlah penderitanya banyak dan desakan dari DPRD baru, kemudian direspons," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Innalilahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia anak dari bapak Nova alamat Manyar Kartika Barat Nomor 11 depan Masjid Ulul Albab," kata Farid, pengurus RT 06/ RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan, melalui pesan WA kepada wartawan.
Anak yang meninggal dunia karena DBD tersebut bernama Qonita Ismantakia, warga Jalan Manyar Kartika Barat, Kelurahan Menur Pumpunan. Anak tersebut meninggal dunia setelah mendapat perawatan medis di rumah sakit pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Farid mengatakan siswa kelas 2 SD itu sempat pulang dari rumah sakit pada Minggu (23/1). Namun, selang sehari setelahnya pada Senin (24/1/) sore kembali masuk ICU rumah sakit.
Menurut Farid, kawasan permukiman anak tersebut saat ini sedang dalam kondisi darurat wabah DBD. "Memang darurat karena sekarang sudah ada yang meninggal dunia jam 3 pagi tadi," katanya.
Ia mengatakan wabah DBD menyerang sekitar 15 anak di RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan sejak awal Januari 2022. Wabah tersebut menjangkiti anak-anak yang tinggal di RT 01 sampai RT 06.
Menurutnya, warga sudah melaporkan kejadian ini ke pihak Puskesmas Sukolilo, namun hanya diberikan abate yang berfungsi sebagai pembunuh jentik nyamuk di bak mandi. "Padahal warga ingin supaya dilakukan fogging," ujarnya.
Ketua RT 06/RW 10 Alim Mustofa menambahkan wabah DBD di RW 10 meresahkan warga karena rentang waktu antar-anak yang terjangkit berdekatan. "Apalagi sampai sekarang tidak dilakukan fogging terhadap kawasan kampung," katanya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno menyayangkan lambannya respons lurah dan kepala puskesmas setempat untuk melakukan pengasapan sebagaimana permintaan warga.
"Apakah harus menunggu jumlah penderitanya banyak dan desakan dari DPRD baru, kemudian direspons," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022