Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya melakukan berbagai upaya untuk mencegah genangan air hujan dengan melakukan normalisasi atau pengerukan di pusat Kota Pahlawan, Jatim.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto di Surabaya, Selasa, mengatakan, sejak Senin (10/1) hingga saat ini, pihaknya telah kerahkan satgas yang berjumlah 50-60 orang di tiga sampai empat titik untuk menelusuri dari hulu ke hilirnya pusat kota.

"Satgas dari DSDABM tersebut menyusuri dan membersihkan sampah pada setiap saluran yang ada di pusat kota," katanya.

Tak hanya itu, lanjut dia, pengerukan lumpur juga dilakukan mulai dari hulu ke hilir hingga menuju ke sungai. 

"Memang di sana (saluran), problemnya yang kami temukan banyaknya utilitas yang ada di saluran yang menjadi kendala kita," katanya.

Menurutnya, banyaknya utilitas yang melintang, tentu saja hal tersebut mengurangi kapasitas saluran. Selain itu, lanjut dia, utilitas juga berpotensi memberikan ruang gerak sampah untuk berhenti. 

"Makanya kami sekarang, yang pertama membersihkan dulu saluran. Kemudian menata utilitas yang ada di saluran," ujarnya.

Meski demikian, Lilik menyatakan, sebenarnya saluran di pedestrian pusat kota, kapasitasnya sudah cukup menampung air saat hujan turun. Namun, karena banyaknya utilitas yang melintang, hal ini menjadikan hambatan yang cukup signifikan untuk aliran air. 

"Apalagi utilitas di pertemuan tiga bidang lebih, di situ akan menjadi hambatan yang cukup signifikan aliran air," katanya.

Lilik menyebutkan, ada beberapa titik di pusat kota yang difokuskan untuk dilakukan pengerukan atau normalisasi saluran, di antaranya, crossing saluran di Jalan Panglima Sudirman (Hokky Buah), Jalan Taman AIS Nasution, Jalan Embong Sawo serta brandgang di pusat kota. 

"Kalau masih kurang nanti akan kami tambahi lagi untuk pengerukan di pusat kota," katanya.

Selain itu, Lilik mengatakan, pihaknya menyiapkan upaya lain untuk mencegah terjadinya genangan air di pusat kota saat hujan deras turun yakni dengan melebarkan inlet di brandgang atau saluran air sebelah Grahadi agar kapasitas pompa dapat menerima masukan air lebih besar lagi. 

"Saluran inlet yang awalnya miring kami tegakkan. Ini sekarang kami kerjakan di brandgang sebelah Grahadi," katanya.

Tidak hanya itu, Lilik menyebut, upaya lain yang sedang dikerjakan pemkot untuk mencegah genangan saat hujan deras adalah dengan memecah aliran air menjadi dua sisi. Pertama aliran air di sisi timur pusat kota akan langsung dibuang ke Sungai Kalimas.

"Sedangkan yang di pusat kota sebelah barat, tetap kita lewatkan Grahadi. Tapi dengan kapasitas inlet-nya di Grahadi kita besarkan," ujarnya. (*)
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022