PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) memberikan kuliah umum tentang sistem resi gudang kepada mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya yang dilakukan secara daring, Rabu. 

Kegiatan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pusat registrasi resi gudang ini merupakan upaya untuk sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait sistem resi gudang. 

Kegiatan kuliah umum ini merupakan rangkaian dari program KBI Goes to Campus yang dilakukan KBI. Dalam rencananya, kuliah umum tentang sistem resi gudang ini akan dilakukan di berberapa perguruan tinggi di Indonesia. 

"Salah satu kunci dari kesuksesan sistem resi gudang adalah edukasi dan sosialisasi. Untuk itu, kami sebagai Pusat Registrasi terus melakukan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan, salah satunya adalah para mahasiswa," kata Direktur PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Agung Rihayanto.

Dia berharap, dari kuliah umum yang dilakukan, nanti setelah para mahasiswa menyelesaikan pendidikan dan masuk ke dunia kerja, dapat turut mendorong pemanfaatan resi gudang. 

Terkait resi gudang, kata Agung, pemanfaatannya di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menunjukkan, tahun 2021 sampai bulan November, jumlah resi gudang yang diregistrasi mencapai 582 RG yang terdiri dari 11 komoditas, dengan total volume sebesar 12,3 juta kg dan nilai barang sebesar Rp484,1 miliar. 

Adapun dari sisi pembiayaan, sepanjang 2021 sampai bulan November telah mencapai Rp261 miliar. 

Sedangkan sepanjang tahun 2020, jumlah RG yang di registrasi mencapai 427 RG yang terdiri dari tujuh Komoditas, dalam volume 9,6 juta kg dengan nilai barang sebesar Rp200,7 miliar. Sedangkan pembiayaannya mencapai Rp93,8 miliar.

Sementara mengenai pemanfaatan resi gudang, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke sistem resi gudang meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet.

Kemudian garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, gula putih kristal, kedelai serta ayam karkas beku.  

"Indonesia memiliki potensi besar dalam hal pemanfaatan resi gudang, melihat luasan wilayah serta banyaknya komoditas yang ada. Resi gudang, apabila dimanfaatkan secara maksimal akan mampu menjadi salah satu pilar ketahanan pangan nasional," katanya. 

"Untuk itu, perlu upaya semua pemangku kepentingan untuk secara bersama-sama melakukan edukasi dan sosialisasi," ungkap Agung Rihayanto.

Pada kesempatan yang sama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Dian Agustia mengapresiasi apa yang dijalankan KBI dengan memberikan kuliah umum tentang sistem resi gudang ini. 

Hal terserbut dikarenakan, bahwa membangun link and match antara dunia akademik dan dunia usaha harus selalu ditingkatkan. 

"Sosialisasi mengenai resi gudang dari KBI dapat ditindaklanjuti oleh FEB Unair untuk menjadi salah satu materi pembelajaran dan riset untuk kemajuan bisnis di Indonesia. Hal ini tentunya sejalan dengan Sustainable Development Goal (SDG) poin 8 untuk peningkatan kualitas lingkungan kerja dan pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021