Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Jawa Timur, mengingatkan masyarakat agar mewaspadai lima jenis penyakit yang biasa menjangkit saat musim hujan seperti saat ini.
"Kelima jenis penyakit yang perlu diwaspadai, masing-masing deman berdarah, diare, tifoid, penyakit kulit dan Ispa," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan dr Nanang Suyanto di Pamekasan, Senin.
Dia menjelaskan demam berdaran merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti.
Habitat perkembangbiakan nyamuk ini biasanya di tempat penampungan air, seperti bak mandi, kaleng bekas atau genangan air.
Sementara diare, katanya, merupakan jenis penyakit yang bisa menyebabkan penderita sering buang besar.
Umumnya, menurut Nanang, penyebab penyakit jenis ini berupa makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme. Biasanya sakit ini berlangsung antara dua hingga tiga hari, namun pada kasus tertentu bisa berlangsung hingga seminggu lebih.
Untuk tifoid, katanya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Jenis penyakit ini dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.
"Kalau penyakit kulit ini, biasanya karena kulit alergi akibat air kotor, seperti air banjir dan selama ini masyarakat yang rawan mengalami gatal-gatal merupakan korban banjir," kata Nanang.
Sementara jenis penyakit Ispa merupakan infeksi virus yang memengaruhi hidung, tenggorokan dan saluran udara.
Nanang menjelaskan, pihaknya telah meminta para petugas medis di masing-masing puskesmas untuk menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya meningkatkan kewaspadaan.
"Intinya promotif dan preventif kami minta untuk terus digencarkan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada semua pihak untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dan pemeriksaan jentik secara berkala.
"Pada poin ini, kami meminta kepada petugas puskesmas untuk mengoptimalkan peran jumantik atau juru pemantau jentik di masing-masing desa dan kelurahan," kata Nanang.
Kabid P2P Dinkes Pamekasan dr Nanang Suyanto lebih lanjut menjelaskan, sejauh ini memang belum ada laporan kejadian luar biasa dari masing-masing puskesmas, namun upaya antisipasi harus diutamakan.
"Prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati harus tetap diutamakan dan menjadi pegangan semua elemen masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kelima jenis penyakit yang perlu diwaspadai, masing-masing deman berdarah, diare, tifoid, penyakit kulit dan Ispa," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan dr Nanang Suyanto di Pamekasan, Senin.
Dia menjelaskan demam berdaran merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti.
Habitat perkembangbiakan nyamuk ini biasanya di tempat penampungan air, seperti bak mandi, kaleng bekas atau genangan air.
Sementara diare, katanya, merupakan jenis penyakit yang bisa menyebabkan penderita sering buang besar.
Umumnya, menurut Nanang, penyebab penyakit jenis ini berupa makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme. Biasanya sakit ini berlangsung antara dua hingga tiga hari, namun pada kasus tertentu bisa berlangsung hingga seminggu lebih.
Untuk tifoid, katanya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Jenis penyakit ini dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.
"Kalau penyakit kulit ini, biasanya karena kulit alergi akibat air kotor, seperti air banjir dan selama ini masyarakat yang rawan mengalami gatal-gatal merupakan korban banjir," kata Nanang.
Sementara jenis penyakit Ispa merupakan infeksi virus yang memengaruhi hidung, tenggorokan dan saluran udara.
Nanang menjelaskan, pihaknya telah meminta para petugas medis di masing-masing puskesmas untuk menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya meningkatkan kewaspadaan.
"Intinya promotif dan preventif kami minta untuk terus digencarkan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada semua pihak untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dan pemeriksaan jentik secara berkala.
"Pada poin ini, kami meminta kepada petugas puskesmas untuk mengoptimalkan peran jumantik atau juru pemantau jentik di masing-masing desa dan kelurahan," kata Nanang.
Kabid P2P Dinkes Pamekasan dr Nanang Suyanto lebih lanjut menjelaskan, sejauh ini memang belum ada laporan kejadian luar biasa dari masing-masing puskesmas, namun upaya antisipasi harus diutamakan.
"Prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati harus tetap diutamakan dan menjadi pegangan semua elemen masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021