Dosen dan peneliti Universitas Muhammadiyah Surabaya Vella Rohmayani menuturkan bahwa tembakau bisa diolah menjadi larvasida untuk mencegah penyakit demam berdarah.
"Tembakau merupakan tanaman dengan efektivitas larvasida yang tinggi karena penggunaan dosis rendah dari ekstrak tembakau sudah dapat menyebabkan kematian pada larva nyamuk Aedes sp yang merupakan vektor penular penyakit demam berdarah," katanya saat virtual talkshow bertema "Gerakan Muhammadiyah dalam Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Generasi Bangsa", Sabtu.
Selain itu, kata Vella, larvasida tembakau ternyata juga efektif menyebabkan kematian pada larva Anopheles sp dan Culex sp.
Diungkapkan Vella bahwa data prevalensi kasus DBD di Jawa saat ini masih sangat tinggi.
Sedangkan pengendaliannya masih menggunakan larvasida sintesis yang ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia, lingkungan, serta dapat menyebabkan terjadinya resistensi.
Oleh sebab menggunakan larvasida alami dari ekstrak tembakau akan jauh lebih aman dan lebih ramah lingkungan, serta sangat efektif membunuh larva nyamuk.
Hal tersebut diharapkan dapat membantu menanggulangi penularan penyakit DBD, khususnya di provinsi di Pulau Jawa.
"Larvasida dari tembakau terbukti bisa menjadi pengganti larvasida sintesis atau abate. Hal tersebut membuktikan bahwa tembakau bisa dimanfaatkan untuk sesuatu hal yang lebih bermanfaat. Bukan hanya untuk rokok," ujar Vella yang sekarang menjabat sebagai pengurus Muhammadiyah Tobacco Cotrol Center (MTCC) UMSurabaya.
Acara yang digelar Muhammadiyah Tobacco Control Network (MTCN) itu turut menghadirkan Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.
Acara tersebut bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif dalam mengendalikan tembakau dan juga untuk mendorong pemerintah agar terus melakukan regulasi dan upaya-upaya pengendalian tembakau.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Tembakau merupakan tanaman dengan efektivitas larvasida yang tinggi karena penggunaan dosis rendah dari ekstrak tembakau sudah dapat menyebabkan kematian pada larva nyamuk Aedes sp yang merupakan vektor penular penyakit demam berdarah," katanya saat virtual talkshow bertema "Gerakan Muhammadiyah dalam Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Generasi Bangsa", Sabtu.
Selain itu, kata Vella, larvasida tembakau ternyata juga efektif menyebabkan kematian pada larva Anopheles sp dan Culex sp.
Diungkapkan Vella bahwa data prevalensi kasus DBD di Jawa saat ini masih sangat tinggi.
Sedangkan pengendaliannya masih menggunakan larvasida sintesis yang ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia, lingkungan, serta dapat menyebabkan terjadinya resistensi.
Oleh sebab menggunakan larvasida alami dari ekstrak tembakau akan jauh lebih aman dan lebih ramah lingkungan, serta sangat efektif membunuh larva nyamuk.
Hal tersebut diharapkan dapat membantu menanggulangi penularan penyakit DBD, khususnya di provinsi di Pulau Jawa.
"Larvasida dari tembakau terbukti bisa menjadi pengganti larvasida sintesis atau abate. Hal tersebut membuktikan bahwa tembakau bisa dimanfaatkan untuk sesuatu hal yang lebih bermanfaat. Bukan hanya untuk rokok," ujar Vella yang sekarang menjabat sebagai pengurus Muhammadiyah Tobacco Cotrol Center (MTCC) UMSurabaya.
Acara yang digelar Muhammadiyah Tobacco Control Network (MTCN) itu turut menghadirkan Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.
Acara tersebut bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif dalam mengendalikan tembakau dan juga untuk mendorong pemerintah agar terus melakukan regulasi dan upaya-upaya pengendalian tembakau.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021