Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur melakukan pemantauan khusus di sejumlah daerah yang masuk kategori rawan longsor di wilayah itu, sebagai upaya untuk melakukan deteksi dini, dan menekan risiko bencana apabila terjadi bencana alam.
"Ada tiga kecamatan yang sedang kami pantau khusus, karena termasuk daerah rawan longsor," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Selasa.
Ketiga kecamatan itu masing-masing Kecamatan Batumarmar, Waru dan Kecamatan Pakong.
Di tiga kecamatan ini, BPBD Pemkab Pamekasan menerjunkan tim khusus dan relawan penanggulangan bencana.
Selain memantau secara langsung perkembangan terkini di tiga kecamatan itu, BPBD Pemkab Pamekasan juga memberikan arahan dan penyuluhan secara rutin kepada warga yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor tersebut.
"Kami juga berkoordinasi dengan para personel TNI dan polisi yang bertugas di masing-masing desa, agar jika terjadi bencana bisa diketahui dengan cepat, sehingga kami juga bisa bergerak cepat," katanya.
Sebelumnya pada 20 November 2021, bencana tanah longsor telah terjadi di dua desa, yakni di Desa Sumber Waru, Kecamatan Waru dan di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan.
Longsor di dua lokasi berbeda itu terjadi, setelah hujan deras mengguyur wilayah itu selama selama dua hari berturut-turut.
Koordinator TRC BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono menjelaskan, berdasarkan prakiraan yang disampaikan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk masih berpotensi terjadi di Kabupaten Pamekasan dalam beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk di Pamekasan ini. Oleh karena itu, pada wilayah yang rawan bencana, kami lakukan pemantauan dan pengawasan khusus," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD Pemkab Pamekasan cuaca buruk yang melanda Pamekasan dalam sepekan terakhir ini, tidak hanya menyebabkan terjadi bencana tanah longsor di dua desa, akan tetapi juga menyebabkan aliran listrik putus, akibat tertimpa pohon tumbang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ada tiga kecamatan yang sedang kami pantau khusus, karena termasuk daerah rawan longsor," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Selasa.
Ketiga kecamatan itu masing-masing Kecamatan Batumarmar, Waru dan Kecamatan Pakong.
Di tiga kecamatan ini, BPBD Pemkab Pamekasan menerjunkan tim khusus dan relawan penanggulangan bencana.
Selain memantau secara langsung perkembangan terkini di tiga kecamatan itu, BPBD Pemkab Pamekasan juga memberikan arahan dan penyuluhan secara rutin kepada warga yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor tersebut.
"Kami juga berkoordinasi dengan para personel TNI dan polisi yang bertugas di masing-masing desa, agar jika terjadi bencana bisa diketahui dengan cepat, sehingga kami juga bisa bergerak cepat," katanya.
Sebelumnya pada 20 November 2021, bencana tanah longsor telah terjadi di dua desa, yakni di Desa Sumber Waru, Kecamatan Waru dan di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan.
Longsor di dua lokasi berbeda itu terjadi, setelah hujan deras mengguyur wilayah itu selama selama dua hari berturut-turut.
Koordinator TRC BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono menjelaskan, berdasarkan prakiraan yang disampaikan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk masih berpotensi terjadi di Kabupaten Pamekasan dalam beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk di Pamekasan ini. Oleh karena itu, pada wilayah yang rawan bencana, kami lakukan pemantauan dan pengawasan khusus," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD Pemkab Pamekasan cuaca buruk yang melanda Pamekasan dalam sepekan terakhir ini, tidak hanya menyebabkan terjadi bencana tanah longsor di dua desa, akan tetapi juga menyebabkan aliran listrik putus, akibat tertimpa pohon tumbang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021