Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan Dr. Moh. Syarif menyatakan peneliti di kampusnya telah menemukan alat pemurnian garam, dari garam krosok ke industri dan farmasi.
"Temuan alat ini berdasarkan hasil penugasan penelitian kepada peneliti di kampus kami," kata Syarif saat menghadiri acara diskusi bersama perwakilan petani garam se-Madura di Pondok Pesantren Al-Hamidy, Banyuanyar, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu.
Temuan alat itu setidak akan menjadi solusi alternatif bagi para petani di Pulau Madura dalam meningkatkan kualitas produksi garam rakyat.
"Jika BASSRA dan perwakilan petani garam nantinya ingin mengetahui secara detail, silahkan berkunjung dan kami siap memaparkan hasil temuan itu," katanya.
Syarif juga menuturkan temuan alat pemurnian garam oleh peneliti dengan dukungan dana sebesar Rp400 juta tersebut sudah diketahui sejumlah perusahaan dari Jepang, bahkan pernah datang ke Madura untuk melihat secara langsung temuan itu.
"Tapi, datangnya bukan ke Bangkalan, melainkan ke Pamekasan, karena tambak garam Laboratorium Lapang Pusat Unggulan Iptek (PUI) Garam UTM ada di Pamekasan," katanya, menjelaskan.
Teknologi mekanis inovasi PUI UTM yang terletak di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, itu mempunyai keunggulan sangat tinggi. Tidak sekadar baik dari sisi kemampuan mengolah garam krosok menjadi garam industri, akan tetapi juga nilai investasi, karena peralatannya sangat murah dibandingkan nilai produksi yang akan dihasilkan.
Alat itu dalam skala laboratorium terbukti kompetitif dalam biaya produksi dan hasil garam bebas cemaran bahan berbahaya, karena tidak menggunakan proses pembakaran bahan bakar fosil.
Atas dasar temuan alat itu, maka Pemerintah melalui Direktorat Kelembagaan Kemenristek Dikti Republik Indonesia kala itu, lalu menetapkan UTM sebagai satu-satunya Pusat Unggulan Iptek (PUI) Garam pada November 2017.
Wakil Gubernur Jawa Timur Elistianto Dardak menyatakan Pemprov Jatim bersama perwakilan petani garam dan para ulama Madura yang tergabung dalam organisasi Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) perlu melakukan pertemuan lanjutan guna membahas permasalah garam itu.
"Saya kira, kita perlu melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas persoalan yang lebih detail tentang garam ini," kata Wagub yang hadir dalam acara diskusi bertema "Membedah Keterpurukan Nasib Petani Garam dan Anjloknya Harga Garam Rakyat" di Pondok Pesantren Al-Hamidy, Banyuanyar, Pamekasan, Minggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Temuan alat ini berdasarkan hasil penugasan penelitian kepada peneliti di kampus kami," kata Syarif saat menghadiri acara diskusi bersama perwakilan petani garam se-Madura di Pondok Pesantren Al-Hamidy, Banyuanyar, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu.
Temuan alat itu setidak akan menjadi solusi alternatif bagi para petani di Pulau Madura dalam meningkatkan kualitas produksi garam rakyat.
"Jika BASSRA dan perwakilan petani garam nantinya ingin mengetahui secara detail, silahkan berkunjung dan kami siap memaparkan hasil temuan itu," katanya.
Syarif juga menuturkan temuan alat pemurnian garam oleh peneliti dengan dukungan dana sebesar Rp400 juta tersebut sudah diketahui sejumlah perusahaan dari Jepang, bahkan pernah datang ke Madura untuk melihat secara langsung temuan itu.
"Tapi, datangnya bukan ke Bangkalan, melainkan ke Pamekasan, karena tambak garam Laboratorium Lapang Pusat Unggulan Iptek (PUI) Garam UTM ada di Pamekasan," katanya, menjelaskan.
Teknologi mekanis inovasi PUI UTM yang terletak di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, itu mempunyai keunggulan sangat tinggi. Tidak sekadar baik dari sisi kemampuan mengolah garam krosok menjadi garam industri, akan tetapi juga nilai investasi, karena peralatannya sangat murah dibandingkan nilai produksi yang akan dihasilkan.
Alat itu dalam skala laboratorium terbukti kompetitif dalam biaya produksi dan hasil garam bebas cemaran bahan berbahaya, karena tidak menggunakan proses pembakaran bahan bakar fosil.
Atas dasar temuan alat itu, maka Pemerintah melalui Direktorat Kelembagaan Kemenristek Dikti Republik Indonesia kala itu, lalu menetapkan UTM sebagai satu-satunya Pusat Unggulan Iptek (PUI) Garam pada November 2017.
Wakil Gubernur Jawa Timur Elistianto Dardak menyatakan Pemprov Jatim bersama perwakilan petani garam dan para ulama Madura yang tergabung dalam organisasi Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) perlu melakukan pertemuan lanjutan guna membahas permasalah garam itu.
"Saya kira, kita perlu melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas persoalan yang lebih detail tentang garam ini," kata Wagub yang hadir dalam acara diskusi bertema "Membedah Keterpurukan Nasib Petani Garam dan Anjloknya Harga Garam Rakyat" di Pondok Pesantren Al-Hamidy, Banyuanyar, Pamekasan, Minggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021