Dua tahun lalu menjadi penanda Winarti (41) keluar masuk rumah sakit. Ibu satu anak ini mengaku terpukul usai dokter memvonis gagal ginjal pada dirinya.

Sebelumnya, ia sempat terserang penyakit paru-paru. Berbagai penyakit mendera dirinya namun ia tetap tegar menghadapi cobaan.

Ditemui saat menjalani perawatan, Sueb (42) suami Winarti menceritakan istrinya yang terus berjuang melawan sakitnya.

“Sakitnya dari tahun kemarin. Ini mungkin yang kelima kalinya masuk rumah sakit. Sedih apalagi lihat kondisi istri yang sering lemas. Yang dikeluhkan sekarang sesak nafas karena dulunya juga pernah sakit paru-paru sebelum gagal ginjal,” ujar Sueb.

Hingga memasuki awal tahun 2021, istrinya telah menjalani 72 kali cuci darah. Semuanya, lanjut Sueb, dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang sesuai rujukan yang didapat.
 
Ia amat bersyukur lantaran telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Baginya, tidak ada hal yang lebih menenangkan selain terbantu dari manfaat program ini. Mengingat biaya sekali cuci darah sangatlah mahal.

“Lamanya (cuci darah) sudah hampir dua tahun. Jadwalnya seminggu sekali. Kebetulan dapat rujukan ke Malang. Beruntung sekali bisa pake BPJS (Kesehatan). Yang jelas saya pribadi bersyukur dan ingin sekali melihat istri sembuh,” terang karyawan PT Karya Mitra Budi Sentosa (KMBS) Pandaan ini.

Saat kondisi istrinya naik turun, ia sering mengantarnya ke rumah sakit. Hingga hari ditemui, ia sudah tiga hari menemani istrinya di RSI Masyithoh Bangil. Menurutnya, Winarti sempat mengeluhkan sesak nafas, nyeri punggung, hingga mengalami muntah sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

“Di rumah waktu itu bilang kalau dadanya sakit terus susah nafas. Sesekali juga sambat punggunggnya nyeri. Sampai akhirnya (istri) muntah-muntah. Saya langsung antar ke Masyithoh dan ini yang kedua kalinya rawat inap di sini,” bebernya.
 
Lebih lanjut, Sueb mengaku puas dengan segala tindakan yang diberikan kepada istrinya. Ia menilai petugas rumah sakit begitu cermat dengan perkembangan sang istri. Selama menemani, ia tak sekalipun merasakan tindakan diskriminasi.
 
Lewat ungkapan hati, Sueb berharap agar keberlangsungan program JKN-KIS bisa terus terjaga. Ia menyaksikan jika banyak pasien yang tertolong lewat program dari BPJS Kesehatan ini.
 
“Alhamdulillah, gak ada (pelayanan) yang sulit dari awal dulu. Bahkan jadwal untuk cuci darahnya sudah sangat teratur. Gak ada biaya sama sekali yang diminta. Apalagi saya tahu kalau biaya cuci darah ini begitu mahal. Yang pasti bersyukur terus dan do’nya semoga istri cepat sembuh,” pungkasnya. (*)
 

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021