Badan Amil Zakat (BAZ) ikut berperan dalam pemulihan ekonomi saat pandemi COVID-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu, mengatakan, pada saat mengumpulkan karyawan dan ASN di Pemkot Surabaya untuk bergotong-royong menangani pandemi COVID-19 dengan menzakatkan 2,5 persen dari penghasilannya, ternyata BAZ tidak jalan.

"Waktu itu saya sampaikan ke Asisten II dan Kadinsos agar zakatnya ini disetorkan ke BAZ Surabaya. Saya kaget ketika mereka menyampaikan bahwa BAZ tidak jalan. Setelah mendengar itu, saya langsung bilang untuk membentuk BAZ Surabaya," kata Eri.

Menurut Eri, dalam proses pembentukan BAZ itu, pihaknya melibatkan semua elemen masyarakat mulai dari Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta tenaga profesional.

"Yang mendaftar itu lebih dari 15 orang. Setelah diuji oleh teman-teman diambil 10 terbaik untuk diusulkan ke BAZNAS," ujarnya. 

Ia menjelaskan, jika BAZ Surabaya aktif kembali, bukan tidak mungkin kehadirannya akan membantu pemulihan ekonomi serta menghapuskan kemiskinan di Kota Pahlawan. 

Sebab, lanjut dia, jika pendapatan satu orang ASN Pemkot Surabaya sekitar Rp5 juta, maka zakatnya Rp125 ribu. Sementara, jika ada 15 ribu ASN di lingkup Pemkot Surabaya, maka dalam satu bulan saja bisa terkumpul sekitar Rp1,5 miliar.

"Itu bisa lebih. Karena pendapatannya kepala dinas itu lebih besar, bisa 5 kali lipat dari pendapatan staf. Saya tahu bahwa zakat itu sifatnya tahunan. Namun, akan lebih baik kalau setiap bulan kita berzakat ketika kita memiliki penghasilan. Kita semua sudah sepakat," katanya.

Meski demikian, Eri menuturkan bahwa saat ini zakat yang sudah terkumpul itu dialokasikan untuk program orang tua asuh. Tujuannya tetap sama, yaitu diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

"Tapi nanti, ketika BAZ Surabaya sudah aktif lagi, nanti akan masuk ke BAZ. Semuanya nanti mereka yang membagi ke mereka yang tidak mampu atau sedang membutuhkan dana untuk modal usaha," ujarnya.

Jika BAZ Kota Surabaya sudah terbentuk dan disahkan, Eri berencana akan mengundang perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Surabaya. Ia ingin mereka mempercayakan zakat para karyawannya ke pemkot yang kemudian diserahkan ke BAZ Surabaya. 

"Mereka harus percaya dengan saya sebagai wali kota. Ini tugasnya seorang pemimpin. Zakat karyawannya taruh di sini (BAZ). Karena pendapatannya dari Kota Surabaya, maka seharusnya yang diberikan zakat adalah warga Kota Surabaya yang tidak mampu terlebih dahulu, kalau ada sisanya baru keluar dari sini," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021