PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) mendukung rencana Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menempatkan warganya yang positif COVID-19 untuk menjalani isolasi di Rumah Oksigen di kawasan setempat.

"Kami mendukungnya. Meski saat ini tren kasus melandai, namun tidak ada salahnya untuk antisipasi jika terjadi lonjakan kasus positif," ujar Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, antisipasi menghadapi pandemi COVID-19 memang diperlukan kerja bersama-sama, semisal berdirinya Rumah Oksigen di SIER ini yang melibatkan banyak pihak, mulai TNI AL, SIER, sejumlah kementerian, Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya, serta Samator sebagai perusahaan penyuplai oksigen.

"Terbukti dengan saling bergandengan tangan, kerja keras semua pihak pandemi COVID-19 di Indonesia mulai menurun drastis. Intinya kebersamaan jadi kunci dan semoga pandemi ini bisa terus melandai agar perekonomian Indonesia kembali melesat," ucapnya.

Sementara itu, Pemkab Sidoarjo telah berencana bakal menempatkan warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk isolasi di Rumah Oksigen yang berada di PT SIER.

"Saya dapat perintah dari Pak Bupati Ahmad Muhdlor Ali melihat Rumah Oksigen di SIER. Ternyata fasilitasnya sangat lengkap dan paling bagus di Sidoarjo," kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman Sp Pros.

Diakuinya saat ini tren positif COVID-19 di Sidoarjo sedang menurun, namun pihaknya tidak ingin lengah dan terus melakukan upaya mencegahnya.

Koordinator Lapangan Rumah Sakit Darurat COVID-19 TNI AL di Surabaya, Kolonel Laut (K) drg Bima Pramundita SpPros MKes mengatakan meski fasilitas lengkap, namun pihaknya tetap tidak ingin Rumah Oksigen ini terisi atau terpakai.

"Dalam artian masyarakatnya semua sehat. Namun jika terpaksa harus isolasi, Rumah Oksigen di SIER ini bisa menjadi pilihan utama," tuturnya.

Rumah Oksigen tersebut, lanjut dia, untuk isolasi pasien positif COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang dan tidak memiliki komorbit atau sakit bawaan.

"Sehingga yang dirawat maksimal 10 hari, meski biasanya hanya membutuhkan 4-5 hari untuk isolasi," tukas dia. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021