Yayasan Manarul Ilmi (YMI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyalurkan bantuan untuk 32 anak yatim yang menjadi korban COVID-19.
"Jadi memang visi misi kita membantu siapa saja yang butuh dibantu. Itu tanggung jawab kami. Bantuan kami mempunyai dampak bagi perkembangan anak atau sekolah yang bersangkutan," kata Ketua Dewan Pembina YMI ITS Prof. Tri Yogi Yuwono di rektorat kampus setempat, Kamis.
YMI, lanjut Tri Yogi, didirikan oleh para mantan rektor ITS yang selain mendukung pelaksanaan masjid ITS, juga untuk membantu masyarakat yang butuh bantuan.
"Kami berharap apa yang kami lakukan bermanfaat bagi anak yatim korban COVID-19 baik dari keluarga ITS maupun di luar ITS," katanya.
Ketua Pengurus YMI ITS Triyanto menjelaskan bahwa COVID-19 telah banyak mengakibatkan korban nyawa.
"Di samping itu korban dalam bidang yang lain juga tidak kalah besarnya, seperti pendidikan, sosial ekonomi dan mental masyarakat. Untuk itu, YMI ITS hadir membantu para korban, terutama untuk anak-anak yatim dari keluarga besar ITS dan juga masyarakat umum," ujarnya.
Pada program peduli yatim akibat COVID-19, YMI ITS telah menyiapkan sejumlah agenda, sehingga mereka bisa terus tumbuh dan berkembang bersama keluarga atau para walinya.
Untuk program ini, YMI juga membuka kesempatan masyarakat yang peduli untuk bersama-sama menjadi orang tua asuh.
"Program untuk anak yatim tersebut di antaranya adalah santunan sosial, beasiswa pendidikan dan pendampingan sosial psikologi secara berkelanjutan," tutur Triyanto.
Selain kegiatan untuk yatim, YMI selama tiga bulan terakhir juga telah menyalurkan berbagai macam bantuan untuk korban COVID-19, antara lain paket isolasi mandiri untuk 135 pasien, 100 dus paket obat-obatan, enam unit oksigen konsentrator dan sembilan unit tabung oksigen.
Pada kesempatan itu, Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari mengapresiasi bantuan tersebut dan menambahkan bahwa civitas akademika ITS banyak yang menjadi korban COVID-19.
"ITS mengajukan dengan membebaskan UKT bagi yang terdampak. YMI bahkan memberikan bantuan biaya hidup untuk anak yang menjadi yatim piatu. Di ITS telah kita data. Mudah-mudahan kegiatan ini membantu yang terdampak," ujarnya.
Sementara itu salah satu anak yatim yang mendapat bantuan, Tsabita Karlina Hidayati mengisahkan dia kehilangan ayah dan ibunya karena COVID-19. Ayahnya merupakan dosen Teknik Kelautan ITS.
Seluruh keluarga kami sempat COVID-19 dan masuk rumah sakit. Tanggal 21 Juni abi saya dipanggil duluan. Beberapa hari selanjutnya, pada 8 Juli 2021 umi menyusul abi ke rumah Allah," tuturnya.
"Ujian ini menurut saya cukup besar, tapi saya sangat berterima kasih pada pihak ITS yang telah membantu keluarga kami sejak masuk rumah sakit hingga saat ini umi dan abi tidak ada," katanya sambil terisak.
Dia pun berterima kasih kepada YMI karena telah membantu beasiswa saya dan adik-adiknya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Jadi memang visi misi kita membantu siapa saja yang butuh dibantu. Itu tanggung jawab kami. Bantuan kami mempunyai dampak bagi perkembangan anak atau sekolah yang bersangkutan," kata Ketua Dewan Pembina YMI ITS Prof. Tri Yogi Yuwono di rektorat kampus setempat, Kamis.
YMI, lanjut Tri Yogi, didirikan oleh para mantan rektor ITS yang selain mendukung pelaksanaan masjid ITS, juga untuk membantu masyarakat yang butuh bantuan.
"Kami berharap apa yang kami lakukan bermanfaat bagi anak yatim korban COVID-19 baik dari keluarga ITS maupun di luar ITS," katanya.
Ketua Pengurus YMI ITS Triyanto menjelaskan bahwa COVID-19 telah banyak mengakibatkan korban nyawa.
"Di samping itu korban dalam bidang yang lain juga tidak kalah besarnya, seperti pendidikan, sosial ekonomi dan mental masyarakat. Untuk itu, YMI ITS hadir membantu para korban, terutama untuk anak-anak yatim dari keluarga besar ITS dan juga masyarakat umum," ujarnya.
Pada program peduli yatim akibat COVID-19, YMI ITS telah menyiapkan sejumlah agenda, sehingga mereka bisa terus tumbuh dan berkembang bersama keluarga atau para walinya.
Untuk program ini, YMI juga membuka kesempatan masyarakat yang peduli untuk bersama-sama menjadi orang tua asuh.
"Program untuk anak yatim tersebut di antaranya adalah santunan sosial, beasiswa pendidikan dan pendampingan sosial psikologi secara berkelanjutan," tutur Triyanto.
Selain kegiatan untuk yatim, YMI selama tiga bulan terakhir juga telah menyalurkan berbagai macam bantuan untuk korban COVID-19, antara lain paket isolasi mandiri untuk 135 pasien, 100 dus paket obat-obatan, enam unit oksigen konsentrator dan sembilan unit tabung oksigen.
Pada kesempatan itu, Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari mengapresiasi bantuan tersebut dan menambahkan bahwa civitas akademika ITS banyak yang menjadi korban COVID-19.
"ITS mengajukan dengan membebaskan UKT bagi yang terdampak. YMI bahkan memberikan bantuan biaya hidup untuk anak yang menjadi yatim piatu. Di ITS telah kita data. Mudah-mudahan kegiatan ini membantu yang terdampak," ujarnya.
Sementara itu salah satu anak yatim yang mendapat bantuan, Tsabita Karlina Hidayati mengisahkan dia kehilangan ayah dan ibunya karena COVID-19. Ayahnya merupakan dosen Teknik Kelautan ITS.
Seluruh keluarga kami sempat COVID-19 dan masuk rumah sakit. Tanggal 21 Juni abi saya dipanggil duluan. Beberapa hari selanjutnya, pada 8 Juli 2021 umi menyusul abi ke rumah Allah," tuturnya.
"Ujian ini menurut saya cukup besar, tapi saya sangat berterima kasih pada pihak ITS yang telah membantu keluarga kami sejak masuk rumah sakit hingga saat ini umi dan abi tidak ada," katanya sambil terisak.
Dia pun berterima kasih kepada YMI karena telah membantu beasiswa saya dan adik-adiknya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021