Mahasiswa baru Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya menandatangani ikrar perang terhadap narkoba, korupsi, terorisme, dan perundungan saat penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), Kamis.
Secara simbolik lima mahasiswa dari perwakilan 673 mahasiswa baru menandatangani ikrar tersebut dengan disaksikan Rektor Ubhara Brigjen Pol (Purn) Drs. Edy Prawoto, S.H, M.Hum dan Wakil Rektor III Ubhara Drs. Ismail, S. Sos, M.Si.
Rektor Ubhara Edy Prawoto mengatakan ikrar ini sebagai komitmen mahasiswa baru untuk taat hukum selama menempuh pendidikan di Ubhara Surabaya.
"Kegiatan ini mengakhiri kegiatan PKKMB, kami memberikan pembekalan tugas akademis serta tugas non-akademis.Tugas non-akademis ini terkait narkoba yang menjadi ancaman di Indonesia," ujarnya.
Selama empat hari, maba Ubhara telah diedukasi akan berbagai tantangan dan ancaman pada generasi muda. Mulai dari bela negara, terorisme, narkoba hingga pendidikan berkarakter.
"Secara faktual kami menyaksian mereka menandatangani ikrar yang merupakan janji mereka pada institusi. Selain narkoba, korupsi, terorisme dan perundungan saat ini banyak terjadi. Jadi kami harap mereka menjadi insan yang taat hukum," katanya.
Dikatakan Edy, aksi ini sebagai barisan barikade maba usai teori di sekolah, sehingga mereka merasakan aksi nyata secara psikologis dengan penandatanganan ikrar.
Ketua Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM) Kota Surabaya Gatot Suhendro yang hadir dalam penandatanganan ikrar ini mengungkapkan selama pandemi hampir tiap hari ada pengguna baru narkoba.
"Dari beberapa kasus yang kami ketahui bekerja sama dengan rehabilitasi, hampir tiap hari ada yang masuk rehabilitasi," tuturnya.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2019, secara nasional terdapat peningkatan hingga 2,5 persen pengguna narkoba. Paling banyak pada lingkungan anak kuliah, bahkan di tingkat anak SD.
"Jadi visi misi kami memang menanggulangi narkoba, seks bebas, premanisme dan terorisme di kalangan anak muda. Termasuk menggandeng mahasiswa baru yang memasuki lingkungan baru," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Secara simbolik lima mahasiswa dari perwakilan 673 mahasiswa baru menandatangani ikrar tersebut dengan disaksikan Rektor Ubhara Brigjen Pol (Purn) Drs. Edy Prawoto, S.H, M.Hum dan Wakil Rektor III Ubhara Drs. Ismail, S. Sos, M.Si.
Rektor Ubhara Edy Prawoto mengatakan ikrar ini sebagai komitmen mahasiswa baru untuk taat hukum selama menempuh pendidikan di Ubhara Surabaya.
"Kegiatan ini mengakhiri kegiatan PKKMB, kami memberikan pembekalan tugas akademis serta tugas non-akademis.Tugas non-akademis ini terkait narkoba yang menjadi ancaman di Indonesia," ujarnya.
Selama empat hari, maba Ubhara telah diedukasi akan berbagai tantangan dan ancaman pada generasi muda. Mulai dari bela negara, terorisme, narkoba hingga pendidikan berkarakter.
"Secara faktual kami menyaksian mereka menandatangani ikrar yang merupakan janji mereka pada institusi. Selain narkoba, korupsi, terorisme dan perundungan saat ini banyak terjadi. Jadi kami harap mereka menjadi insan yang taat hukum," katanya.
Dikatakan Edy, aksi ini sebagai barisan barikade maba usai teori di sekolah, sehingga mereka merasakan aksi nyata secara psikologis dengan penandatanganan ikrar.
Ketua Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM) Kota Surabaya Gatot Suhendro yang hadir dalam penandatanganan ikrar ini mengungkapkan selama pandemi hampir tiap hari ada pengguna baru narkoba.
"Dari beberapa kasus yang kami ketahui bekerja sama dengan rehabilitasi, hampir tiap hari ada yang masuk rehabilitasi," tuturnya.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2019, secara nasional terdapat peningkatan hingga 2,5 persen pengguna narkoba. Paling banyak pada lingkungan anak kuliah, bahkan di tingkat anak SD.
"Jadi visi misi kami memang menanggulangi narkoba, seks bebas, premanisme dan terorisme di kalangan anak muda. Termasuk menggandeng mahasiswa baru yang memasuki lingkungan baru," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021