Bupati Situbondo Karna Suswandi memaparkan 165 inovasi pemerintah daerah setempat dalam acara seminar daring Indeks Inovasi Daerah 2021 yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, Rabu.

Bung Karna, sapaan bupati, menjadi salah satu pembicara dalam seminar daring dengan tema "Praktik Baik Inovasi Daerah". Selain Bupati Situbondo, juga ada empat pembicara lainnya, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Yogyakarta, Bupati Nobire, dan Bupati Bintan.

"Kabupaten Situbondo memiliki 165 inovasi, terdiri atas 128 inovasi pelayan publik dan 21 inovasi tata kelola pemerintahan daerah, serta 12 inovasi daerah lainnya," kata Bupati Karna Suswandi saat memaparkan inovasi daerah dalam seminar daring Badan Litbang Kemendagri yang dikuti seluruh kabupaten/kota se-Indonesia.

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan sejumlah inovasi unggulan Pemkab Situbondo, di antaranya inovasi di sektor pertanian BK-900 yang merupakan pengembangan tanaman padi varietas baru, yang merupakan pengembangan dari BK-700 sebagai upaya meningkatkan pendapatan para petani padi.

Kata Bung Karna, bibit padi varietas BK-900 memiliki keunggulan umur panen padi pendek atau lebih cepat dari bibit padi pada umumnya. Umur panen bibit padi BK-900 hanya 90 hingga 95 hari, sedangkan bibit padi pada umumnya mencapai 120 hari.

"Bibit padi BK-900 ini memiliki keunggulan dalam satu malai bisa menghasilkan sebanyak 900 bulir padi," katanya.

Untuk pelayanan publik, yaitu inovasi Plasa Situbondo. Merupakan aplikasi Sistem Pelayanan Masyarakat Desa dan Kelurahan (Plasa). Aplikasi Plasa ini upaya pemerintah daerah memudahkan dan mempercepat layanan administrasi kependudukan, perizinan dan layanan publik lainnya bagi masyarakat desa/kelurahan.

"Melalui aplikasi Plasa, masyarakat yang ingin mengurus dokumen administrasi kependudukan, surat pindah, kartu keluarga, KTP-e, pengurusan perizinan, akta kelahiran, surat pengantar SKCK, cukup datang ke desa dan akan dilayani oleh operator desa.

Dari 136 desa/kelurahan di Situbondo, sudah ada 63 desa dan 4 kelurahan mulai mengimplementasikan aplikasi Sistem Pelayanan Masyarakat Desa dan Kelurahan.

Sedangkan di sektor pendidikan, terdapat inovasi "Situbondo Dream". Lewat inovasi ini, anak-anak sekolah dasar bisa mengikuti bimbingan belajar tambahan tanpa harus membayar uang. Karena, dengan konsep kemandirina belajar, anak-anak cukup membayar dengan sampah anorganik, seperti plastik dan lainnya.

"Situbondo Dream" untuk bimbingan belajar tambahan anak-anak usia sekolah dasar ini, bermula dari melihat banyaknya anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain gawai.

Bung Karna juga memaparkan inovasi "Tolob" (bahasa Madura), yang artinya menutup lubang jalan. Program ini mengatasi kondisi infrastruktur jalan, menghemat anggaran 50 persen, uji coba (trial) rehabilitasi tanpa menggunakan dana APBD.

"Program Tolob ini tentu akan menghemat anggaran, karena ketika ada lubang jalan langsung kami tutup supaya tidak bertambah rusak parah. Selain itu juga sebagai wadah respons cepat pemerintah daerah jika ada informasi dan keluhan dari masyarakat mengenai infrastruktur jalan," katanya.

Di sektor kesehatan, Bung Karna juga menyampaikan program Sehati (sehat gratis). Program Sehati memudahkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.

"Program Sehati ini, untuk masyarakat yang akan berobat ke fasilitas kesehatan milik pemkab cukup membawa KTP-e sudah dilayani," katanya.

Bupati mengatakan bahwa inovasi-inovasi unggulan Kabupaten Situbondo, dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. "Inovasi ini tentu untuk memberikan pelayanan tanpa batas kepada masyarakat," tuturnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021