Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai melakukan vaksinasi ternak sapi di daerah itu guna mengantisipasi penyebaran wabah bakteri antraks yang telah menjangkit di sentra peternakan Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, dalam beberapa pekan terakhir.
"Sementara daerah yang terdampak dulu yang kita lakukan vaksinasi, setelah itu baru desa-desa lain di sekitarnya," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek Mulyanto di Tulungagung, Jumat.
Tak hanya di Kecamatan Pagerwojo, vaksinasi nantinya juga akan dikembangkan ke daerah-daerah lain se-Tulungagung. Tindakan preventif ini dilakukan guna memutus rantai penularan antraks yang sementara ini baru teridentifikasi di Desa Sidomulyo.
Namun, apakah bakteri yang bisa menular ke manusia ini sudah menyebar ke luar Desa Sidomulyo, Mulyanto tidak bisa menjawab secara pasti.
Ia berkilah sampai saat ini belum ada penelitian epidemologi atas ternak-ternak sapi di luar Desa Sidomulyo maupun daerah lain di wilayah Kecamatan Pagerwojo maupun kecamatan lain sekitarnya.
"Itu menjadi ranah Balai Besar Veteriner Yogyakarta untuk melakukan kajian epidemologi," katanya.
Mulyanto memastikan secara bertahap pemeriksaan sedang dilakukan oleh tim kesehatan hewan dan epidemolog dari Kementerian Pertanian bersama Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
"Pelaksanaan vaksinasi ditargetkan untuk 10.000 dosis vaksin, meliputi sapi perah, sapi pedaging, kambing dan domba.
"Kalau kurang nanti ditambah, kita laksanakan dulu kalau kurang kami tambahkan," ujarnya.
Di Kecamatan Pagerwojo ada sekitar 6.783 sapi potong dan 10.026 sapi perah.
Selain Sidomulyo, vaksinasi kini telah merambah daerah lain sekitar Sidomulyo. Di Desa Kradinan yang berada persis di bawah Desa Sidomulyo, misalnya, vaksinasi sudah menyasar separuh lebih ternak sapi di daerah itu.
"Mulai dua hari lalu, hari Rabu masih dapat separuh," ujar Kades Kradinan Eko Sujarwo.
Di Desa Kradinan, ada sekitar dua ribu lebih ternak sapi, dengan rata-rata di tiap rumah mempunyai 4-5 ekor sapi perah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Sementara daerah yang terdampak dulu yang kita lakukan vaksinasi, setelah itu baru desa-desa lain di sekitarnya," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek Mulyanto di Tulungagung, Jumat.
Tak hanya di Kecamatan Pagerwojo, vaksinasi nantinya juga akan dikembangkan ke daerah-daerah lain se-Tulungagung. Tindakan preventif ini dilakukan guna memutus rantai penularan antraks yang sementara ini baru teridentifikasi di Desa Sidomulyo.
Namun, apakah bakteri yang bisa menular ke manusia ini sudah menyebar ke luar Desa Sidomulyo, Mulyanto tidak bisa menjawab secara pasti.
Ia berkilah sampai saat ini belum ada penelitian epidemologi atas ternak-ternak sapi di luar Desa Sidomulyo maupun daerah lain di wilayah Kecamatan Pagerwojo maupun kecamatan lain sekitarnya.
"Itu menjadi ranah Balai Besar Veteriner Yogyakarta untuk melakukan kajian epidemologi," katanya.
Mulyanto memastikan secara bertahap pemeriksaan sedang dilakukan oleh tim kesehatan hewan dan epidemolog dari Kementerian Pertanian bersama Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
"Pelaksanaan vaksinasi ditargetkan untuk 10.000 dosis vaksin, meliputi sapi perah, sapi pedaging, kambing dan domba.
"Kalau kurang nanti ditambah, kita laksanakan dulu kalau kurang kami tambahkan," ujarnya.
Di Kecamatan Pagerwojo ada sekitar 6.783 sapi potong dan 10.026 sapi perah.
Selain Sidomulyo, vaksinasi kini telah merambah daerah lain sekitar Sidomulyo. Di Desa Kradinan yang berada persis di bawah Desa Sidomulyo, misalnya, vaksinasi sudah menyasar separuh lebih ternak sapi di daerah itu.
"Mulai dua hari lalu, hari Rabu masih dapat separuh," ujar Kades Kradinan Eko Sujarwo.
Di Desa Kradinan, ada sekitar dua ribu lebih ternak sapi, dengan rata-rata di tiap rumah mempunyai 4-5 ekor sapi perah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021