Sebanyak 23 orang warga Madura menjalani masa karantina di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kota Surabaya setelah hasil tes usap polymerase chain reaction atau PCR terkonfirmasi positif COVID-19.
"Kemarin ada 13 orang, kemudian siang ini masuk lagi 10 orang. Diperkirakan akan terus bertambah," ujar Penanggung Jawab RSLI Surabaya Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra, Sp.B, Sp.BTKV kepada wartawan di Surabaya, Senin sore.
Baca juga: Lonjakan kasus COVID-19, Pemprov Jatim minta Kemenkes kirim HNFC ke Bangkalan
Baca juga: Dari Madura masuk Surabaya wajib tes usap COVID-19
Menurut ia, 23 warga Madura yang positif COVID-19 tersebut terjaring hasil tes cepat antigen yang dilakukan saat penyekatan di akses masuk Kota Surabaya, kawasan Jembatan Suramadu.
Khusus kasus di Bangkalan, RSLI juga selalu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk penanganannya, termasuk hasil tracing agar lebih baik serta optimal.
"Tentu dengan mengedepankan kepentingan kesehatan masyarakat secara luas," ucap perwira tinggi TNI AL berpangkat bintang satu tersebut.
Baca juga: Pemkot: 70 orang dinyatakan positif COVID-19 saat tes antigen di Suramadu
Pada kasus Bangkalan, kata Nalendra, juga terdapat 10 orang terkonfirmasi COVID-19 yang CT value-nya di bawah 25 sehingga sampelnya dikirim ke Institute of Tropical Disease (ITD) serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta.
"Ini untuk mengantisipasi adanya varian baru sehingga RSLI terus mengirimkan sampel untuk mereka-mereka yang patut diduga terpapar varian baru," katanya.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Madura pasca-Lebaran meningkat
Sementara itu, Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 RSLI Radian Jadid menyatakan sesuai Peraturan Kemenkes terbaru, warga yang positif COVID-19 dan sedang menjalani karantina di RSLI akan dilakukan penyembuhan dan isolasi minimal 14 hari.
"Tergantung kondisinya (termasuk tes usap PCR hasil negatif). Mereka akan dinyatakan sembuh dalam kewenangan dokter penanggung jawab pasien di RSLI," tuturnya.
Sebelumnya, angka kasus COVID-19 di Bangkalan usai libur Lebaran 2021 sangat mengkhawatirkan, yakni terdapat 34 kasus kematian dalam 14 hari dan sempat dalam sepekan terdapat 169 kasus aktif.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah melakukan koordinasi dengan Satgas COVID-19 Kabupaten Bangkalan, termasuk upaya antisipasi penyebaran ke wilayah Surabaya.
Sejak Ahad (7/6), Pemkot Surabaya menggelar tes cepat antigen di pintu keluar akses Jembatan Suramadu kepada siapa saja yang masuk ke wilayah setempat dari Bangkalan.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kemarin ada 13 orang, kemudian siang ini masuk lagi 10 orang. Diperkirakan akan terus bertambah," ujar Penanggung Jawab RSLI Surabaya Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra, Sp.B, Sp.BTKV kepada wartawan di Surabaya, Senin sore.
Baca juga: Lonjakan kasus COVID-19, Pemprov Jatim minta Kemenkes kirim HNFC ke Bangkalan
Baca juga: Dari Madura masuk Surabaya wajib tes usap COVID-19
Menurut ia, 23 warga Madura yang positif COVID-19 tersebut terjaring hasil tes cepat antigen yang dilakukan saat penyekatan di akses masuk Kota Surabaya, kawasan Jembatan Suramadu.
Khusus kasus di Bangkalan, RSLI juga selalu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk penanganannya, termasuk hasil tracing agar lebih baik serta optimal.
"Tentu dengan mengedepankan kepentingan kesehatan masyarakat secara luas," ucap perwira tinggi TNI AL berpangkat bintang satu tersebut.
Baca juga: Pemkot: 70 orang dinyatakan positif COVID-19 saat tes antigen di Suramadu
Pada kasus Bangkalan, kata Nalendra, juga terdapat 10 orang terkonfirmasi COVID-19 yang CT value-nya di bawah 25 sehingga sampelnya dikirim ke Institute of Tropical Disease (ITD) serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta.
"Ini untuk mengantisipasi adanya varian baru sehingga RSLI terus mengirimkan sampel untuk mereka-mereka yang patut diduga terpapar varian baru," katanya.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Madura pasca-Lebaran meningkat
Sementara itu, Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 RSLI Radian Jadid menyatakan sesuai Peraturan Kemenkes terbaru, warga yang positif COVID-19 dan sedang menjalani karantina di RSLI akan dilakukan penyembuhan dan isolasi minimal 14 hari.
"Tergantung kondisinya (termasuk tes usap PCR hasil negatif). Mereka akan dinyatakan sembuh dalam kewenangan dokter penanggung jawab pasien di RSLI," tuturnya.
Sebelumnya, angka kasus COVID-19 di Bangkalan usai libur Lebaran 2021 sangat mengkhawatirkan, yakni terdapat 34 kasus kematian dalam 14 hari dan sempat dalam sepekan terdapat 169 kasus aktif.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah melakukan koordinasi dengan Satgas COVID-19 Kabupaten Bangkalan, termasuk upaya antisipasi penyebaran ke wilayah Surabaya.
Sejak Ahad (7/6), Pemkot Surabaya menggelar tes cepat antigen di pintu keluar akses Jembatan Suramadu kepada siapa saja yang masuk ke wilayah setempat dari Bangkalan.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021