Belasan pekerja migran Indonesia asal Kota Kediri, Jawa Timur, menjalani isolasi setelah mereka tiba di Tanah Air dan pulang ke kota itu sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengemukakan data sementara yang masuk terdapat 15 orang pekerja migran. Beberapa dari mereka ada yang sudah selesai isolasi dan ada yang masih proses.
"Dari 15 orang tersebut, yang pulang (ke rumah setelah isolasi di kelurahan) ada 13 orang, lainnya masih di tempat isolasi kelurahan," kata Indun Munawaroh di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan pekerja migran yang datang dan isolasi tersebut tersebar di berbagai kelurahan wilayah Kota Kediri, seperti Kelurahan Bujel, Banjarmlati, Ngadirejo, Burengan, dan Ketami. Kondisi mereka juga sehat, karena sudah diizinkan pulang ke Kota Kediri.
"Kalau yang pulang ke Kediri berarti kondisinya sehat. Mereka juga sudah melakukan tes cepat, hasilnya juga negatif," kata dia.
Para pekerja migran tersebut menempati ruangan isolasi yang telah disiapkan oleh kelurahan. Di lokasi isolasi juga telah disiapkan berbagai fasilitas. Selain tempat tidur, juga ada perlengkapan lainnya termasuk untuk makan juga disiapkan.
Lurah Burengan, Kota Kediri Adi Sutrisno mengatakan Pemerintah Kota Kediri sebelumnya melakukan penjemputan kepada Dwi Nurul Hidayati (50), pekerja migran asal Kelurahan Burengan, Kota Kediri, di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya dan diantarkan ke posko PPKM mikro di Kelurahan Burengan, Kota Kediri.
Ia menambahkan saat penerimaan Dwi di kelurahan, pihaknya juga telah menerapkan protokol kesehatan yang berlaku, seperti meminta yang bersangkutan untuk mencuci tangan, pengecekan suhu tubuh hingga dimohon untuk tetap mengenakan masker.
Untuk tempat isolasi, Adi menyampaikan sejumlah fasilitas yang telah disediakan bagi para pekerja migran selama ia melakukan isolasi. "Fasilitas yang kami sediakan tempat tidur dan bantal, kipas angin, televisi, jaringan internet gratis, dan generator jika sewaktu-sewaktu listrik padam," kata Adi.
Ia mengatakan Dwi juga telah melakukan tes usap yang dilakukan petugas Puskesmas Pesantren II Kota Kediri dan hasilnya negatif COVID-19. Untuk itu, ia diizinkan pulang ke rumahnya untuk melanjutkan isolasi mandiri selama 14 hari.
Dwi Nurul Hidayati (50) mengaku lega ia bisa kembali ke rumah setelah bekerja di Hong Kong. Ia mengatakan pelayanan yang diberikan pemkot untuk pekerja migran sangat baik.
"Pelayanannya sangat bagus, setelah tiga tahun tidak pulang ke Kediri, saya merasa disambut dengan istimewa. Ruangannya juga bersih, fasilitas memadai, bahkan ada jaringan internet gratisnya juga," kata Dwi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengemukakan data sementara yang masuk terdapat 15 orang pekerja migran. Beberapa dari mereka ada yang sudah selesai isolasi dan ada yang masih proses.
"Dari 15 orang tersebut, yang pulang (ke rumah setelah isolasi di kelurahan) ada 13 orang, lainnya masih di tempat isolasi kelurahan," kata Indun Munawaroh di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan pekerja migran yang datang dan isolasi tersebut tersebar di berbagai kelurahan wilayah Kota Kediri, seperti Kelurahan Bujel, Banjarmlati, Ngadirejo, Burengan, dan Ketami. Kondisi mereka juga sehat, karena sudah diizinkan pulang ke Kota Kediri.
"Kalau yang pulang ke Kediri berarti kondisinya sehat. Mereka juga sudah melakukan tes cepat, hasilnya juga negatif," kata dia.
Para pekerja migran tersebut menempati ruangan isolasi yang telah disiapkan oleh kelurahan. Di lokasi isolasi juga telah disiapkan berbagai fasilitas. Selain tempat tidur, juga ada perlengkapan lainnya termasuk untuk makan juga disiapkan.
Lurah Burengan, Kota Kediri Adi Sutrisno mengatakan Pemerintah Kota Kediri sebelumnya melakukan penjemputan kepada Dwi Nurul Hidayati (50), pekerja migran asal Kelurahan Burengan, Kota Kediri, di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya dan diantarkan ke posko PPKM mikro di Kelurahan Burengan, Kota Kediri.
Ia menambahkan saat penerimaan Dwi di kelurahan, pihaknya juga telah menerapkan protokol kesehatan yang berlaku, seperti meminta yang bersangkutan untuk mencuci tangan, pengecekan suhu tubuh hingga dimohon untuk tetap mengenakan masker.
Untuk tempat isolasi, Adi menyampaikan sejumlah fasilitas yang telah disediakan bagi para pekerja migran selama ia melakukan isolasi. "Fasilitas yang kami sediakan tempat tidur dan bantal, kipas angin, televisi, jaringan internet gratis, dan generator jika sewaktu-sewaktu listrik padam," kata Adi.
Ia mengatakan Dwi juga telah melakukan tes usap yang dilakukan petugas Puskesmas Pesantren II Kota Kediri dan hasilnya negatif COVID-19. Untuk itu, ia diizinkan pulang ke rumahnya untuk melanjutkan isolasi mandiri selama 14 hari.
Dwi Nurul Hidayati (50) mengaku lega ia bisa kembali ke rumah setelah bekerja di Hong Kong. Ia mengatakan pelayanan yang diberikan pemkot untuk pekerja migran sangat baik.
"Pelayanannya sangat bagus, setelah tiga tahun tidak pulang ke Kediri, saya merasa disambut dengan istimewa. Ruangannya juga bersih, fasilitas memadai, bahkan ada jaringan internet gratisnya juga," kata Dwi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021