Pada usianya yang menginjak 57 tahun, Sudarwati sama sekali tak pernah menyangka bakal mengidap penyakit kanker usus. Tepatnya pada pertengahan tahun 2020, baru diketahui kanker tersebut bersarang di tubuhnya. 

Bersyukur Sudarwati telah memiliki kepesertaan di program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Sebab, biaya pelayanan kesehatan untuk pengobatan kanker tidak sedikit.

“Saya sakit saat mau puasa (bulan Ramadhan) tahun lalu (2020). Saat itu, saat mau memulai puasa, tiba-tiba saya jatuh sakit. Keluarga kemudian melarikan saya ke rumah sakit menggunakan ambulan, Saya dalam kondisi tidak sadar, ketika dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Untung punya BPJS,” tutur warga Kabupaten Tulungagung ini.

Diagnosa awal dokter penanggung jawab di IGD saat itu menyatakan sakit saya dikarenakan masalah lambung. Dari situ kemudian Sudarwati diharuskan menjalani operasi.

Namun, rupanya tidak hanya kanker yang dia derita. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan bahwa Sudarwati juga memiliki kista kandungan dan miom yang cukup besar, sehingga menyebabkan adanya desakan pada usus besar dan lambung.

“Diagnosa awal itu lambung, kan karena ada diare sama muntah, tidak tahunya banyak penyakit, kemudian operasi. Dalam proses operasi itu diketahui ada kista kandungan dan miom, ada desakan di usus besar dan lambung, yang kena usus besarnya, infeksi, terus divonis kanker usus. Kanker ususnya tidak dipotong karena dekat dengan anus, cuma angkat kista dan miom, kemudian dibedah untuk kantong stoma, kata dokter kalau mau sehat jangka panjang harus pakai kantong stoma, tidak boleh lepas. Puji Tuhan kita pakai BPJS, tidak bayar,” paparnya.

Tidak sampai di situ, setelah operasi, Sudarwati harus dirawat di ICU selama tiga pekan lamanya, karena ia sempat mengalami koma. Bersyukur Tuhan memberikan Sudarwati kesembuhan. Hingga akhirnya dia harus menjalani 12 kali kemoterapi.

“Di ICU tiga minggu, saya tidak boleh minum untuk membersihkan lambung dan usus itu, saya cuma minum air infusan saja. Saya sudah berkata pada Tuhan, Tuhan hari ini Kau ambil aku siap, Kau sembuhkan hari ini, apa yang aku makan itu obat, bersyukur sembuh sampai sekarang ini, bertahan hampir setahun ini. Harus semangat. Sekarang saya sebulan dua kali kemoterapi, sudah ada jadwalnya. Sudah kemoterapi 10 kali, kurang dua kali lagi,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Sebagai ibu rumah tangga dan suami yang tidak bekerja lagi kini, Sudarwati mengaku sangat senang karena terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan.

Pengobatan yang telah dijalaninya tentu akan menghabiskan biaya hingga puluhan juta. Namun demikian Sudarwati percaya dengan program pemerintah ini, tidak malu walaupun sebagai peserta kelas 3.

“Senang banget. Saya merasa terbantu. Kalau tidak punya BPJS terus berobat puluhan juta, uang dapat dari mana. Saya pernah tanya orang-orang yang tidak pakai BPJS, biaya yang dihabiskan sampai  puluhan juta, Saya beri penjelasan supaya jangan malu pakai BPJS, harus daftar. Saya ditanya kenapa kok pilih kelas tiga, ya kemampuan saya kelas tiga, ngapain saya malu, semua sama, cuma tempat, susternya juga sama baiknya, saya tidak malu, memang tidak punya, fasilitasnya (kelas 3) sudah bagus. Saya percaya dengan BPJS, membantu,” ucapnya.

Oleh karena itu, Sudarwati menganjurkan bagi yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS agar segera mendaftar, karena sakit tidak terduga datangnya, selain itu biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelayanan tidak sedikit. Menurutnya, membayar iuran lebih baik, karena sudah pasti terjamin dan terjangkau.

“Kalau sekali waktu sakit pasti susah, itu BPJS bisa dipakai untuk biayanya. Jadi buat setiap orang yang belum punya BPJS saya anjurkan (daftar), bukan itu mesti nanti sakit, tidak. Saya itu sejak lama ikut BPJS, saya sakit baru tahun 2020, itu tabungan untuk sakitnya, kalau kayak gini uang dari mana, apalagi kondisi tidak kerja, orang sakit sekarang macam-macam. Kita itu lo bayar Rp 50 ribu masih kembali, uang untuk jajan agar disisihkan untuk itu (iuran JKN-KIS) kan lumayan. Sebandinglah dengan  pelayanannya. Bagus. Masih terjangkau lah. Terima kasih BPJS untuk pelayanannya. Dengan adanya BPJS ini sudah banyak membantu orang yang tidak mampu,” urainya menutup cerita.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021