Pemerintah Desa Bibis, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berupaya mengangkat buah jeruk jawa yang banyak tumbuh di wilayahnya menjadi komoditas unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Kepala Desa Bibis Sudarman mengatakan hampir semua rumah di Desa Bibis, Kecamatan Sukomoro, mempunyai pohon jeruk jawa. Hal itu yang menjadikan Desa Bibis sebagai desa sentra jeruk di Kabupaten Magetan.
"Jeruk jawa hasil Desa Bibis memiliki keistimewaan rasa buah yang manis, kadar air tinggi dan juga daging buah tebal. Komoditas ini terus kami kembangkan," ujar Sudarman di Magetan, Selasa.
Menurut dia, dalam rangka mewujudkan komoditas unggulan tersebut, pihaknya telah menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur guna melakukan penelitian tentang komoditas jeruk jawa untuk dijadikan sebagai sentra pembudidayaaan.
Melalui kerja sama tersebut, petani jeruk jawa mendapatkan penyuluhan, mulai dari pembibitan, cara penanaman, sekaligus panen dan pemasaran hasil panen.
Tak hanya penyuluhan, petani jeruk jawa di Desa Bibis juga menerima bantuan alat untuk membuat hasil olahan dari jeruk jawa. Hasil buah tersebut mampu diolah menjadi sirup jeruk, minuman jeruk dan manisan dari kulit jeruk.
"Hasil olahan tersebut didapat dari panenan jeruk yang tidak terjual," kata Sudarman.
Ia menjelaskan Desa Bibis dapat menghasilkan jeruk berkualitas baik karena tekstur tanah yang memadai dan lahan yang luas. Selain itu juga perawatan berkala yang dilakukan petani, seperti membungkus buah agar tidak busuk dan terkena hama.
Dari segi harga, jeruk jawa per buahnya dihargai Rp6.000 dan akhir-akhir ini harganya mulai mengalami peningkatan.
"Sayangnya, jeruk jawa ini hanya dapat dipanen setiap setahun sekali. Selain itu, hasil panen sementara baru bisa memenuhi kebutuhan area Magetan dan sekitarnya," katanya.
Karenanya, petani jeruk setempat terus berupaya meningkatkan produksinya agar jeruk jawa semakin dikenal luas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Desa Bibis Sudarman mengatakan hampir semua rumah di Desa Bibis, Kecamatan Sukomoro, mempunyai pohon jeruk jawa. Hal itu yang menjadikan Desa Bibis sebagai desa sentra jeruk di Kabupaten Magetan.
"Jeruk jawa hasil Desa Bibis memiliki keistimewaan rasa buah yang manis, kadar air tinggi dan juga daging buah tebal. Komoditas ini terus kami kembangkan," ujar Sudarman di Magetan, Selasa.
Menurut dia, dalam rangka mewujudkan komoditas unggulan tersebut, pihaknya telah menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur guna melakukan penelitian tentang komoditas jeruk jawa untuk dijadikan sebagai sentra pembudidayaaan.
Melalui kerja sama tersebut, petani jeruk jawa mendapatkan penyuluhan, mulai dari pembibitan, cara penanaman, sekaligus panen dan pemasaran hasil panen.
Tak hanya penyuluhan, petani jeruk jawa di Desa Bibis juga menerima bantuan alat untuk membuat hasil olahan dari jeruk jawa. Hasil buah tersebut mampu diolah menjadi sirup jeruk, minuman jeruk dan manisan dari kulit jeruk.
"Hasil olahan tersebut didapat dari panenan jeruk yang tidak terjual," kata Sudarman.
Ia menjelaskan Desa Bibis dapat menghasilkan jeruk berkualitas baik karena tekstur tanah yang memadai dan lahan yang luas. Selain itu juga perawatan berkala yang dilakukan petani, seperti membungkus buah agar tidak busuk dan terkena hama.
Dari segi harga, jeruk jawa per buahnya dihargai Rp6.000 dan akhir-akhir ini harganya mulai mengalami peningkatan.
"Sayangnya, jeruk jawa ini hanya dapat dipanen setiap setahun sekali. Selain itu, hasil panen sementara baru bisa memenuhi kebutuhan area Magetan dan sekitarnya," katanya.
Karenanya, petani jeruk setempat terus berupaya meningkatkan produksinya agar jeruk jawa semakin dikenal luas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021