Menteri Agama Yaqut Qoulil Qoumas berharap perhelatan Muktamar Pemikiran pertama yang digelar Forum Dosen PMII di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU), Jawa Timur, bisa menjadi ajang desiminasi gagasan intelektual NU untuk kemajuan bangsa Indonesia.

"Muktamar ini selain menjadi ajang reuni dosen-dosen yang dulu aktif di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), menyatukan 'tulang-tulang yang berserakan', tentu juga wadah bersama kaum intelektual NU dalam mendesiminasi gagasan-gagasan yang tentu tidak hanya bermanfaat bagi PMII dan NU, tetapi bermanfaat juga untuk Indonesia," kata Menteri Agama yang akrab disapa Gus Yaqut usai mengisi seminar pemikiran di UIN SATU, Tulungagung, Selasa.

Saat menjadi narasumber tunggal dalam seminar pemikiran bertema "Indonesia Emas: Isu dan Tantangan Masa Kini" di gedung Arief Muttaqien UIN SATU tersebut, Gus Yaqut menegaskan bahwa sinergitas antara kalangan akademisi dengan pemerintah sangat diperlukan.

Kementerian Agama yang saat ini dipimpinnya bahkan terbuka dalam menampung setiap gagasan baik yang diaspirasikan dari lingkungan kampus. Termasuk yang saat ini dipelopori oleh forum dosen alumni PMII dalam menyongsong generasi Indonesia Emas yang diprediksi mengalami bonus demografi pada 2045.

"Memang yang kita butuhkan saat ini adalah sinergitas. Anda-anda yang mikir formulasi gagasan-nya seperti apa, nanti kita (pemerintah) yang mengeksekusi-nya," ujar Gus Yaqut dengan nada seloroh yang langsung disambut riuh peserta seminar yang didominasi dosen PMII.
Menteri Agama Yaqut Qoulil Qoumas atau Gus Yaqut (kedua kiri) menerima cenderamata lukisan dirinya dalam format warna hitam/putih di acara Muktamar Pemikiran Dosen PMII di UIN Sayyid ali Rahmatullah, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (6/4/2021). ANTARAFOTO/Destyan Sujarwoko.

Menag yang masih aktif sebagai Ketua Umum GP Ansor ini berharap tradisi muktamar pemikiran bisa terus dilanjutkan. Khususnya di kalangan PMII yang menurutnya perlu mulai memetakan potensi kader agar tersalurkan sesuai kapasitas dan kemampuan untuk didorong menempati posisi strategis di pemerintahan.

"Saya kira sudah saatnya PMII mulai membangun tradisi 'mapping' kader-nya, agar ke depan bisa lebih berkembang dan berkontribusi dalam membangun bangsa ini," tutur-nya.

Seminar yang berlangsung kurang lebih satu jam itu pun berlangsung gayeng, karena Gus Yaqut banyak berbicara yang diselingi seloroh segar yang menurutnya memang menjadi ciri khas intelektual NU.

Usai mengisi seminar, Gus Yaqut diminta rektorat UIN SATU untuk meresmikan gedung perpustakaan salah satu kampus Islam terbesar di Jawa Timur itu, yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita di depan pintu masuk perpustakaan.

Muktamar Pemikiran yang digelar Forum Dosen PMII itu dimulai sejak Senin (5/4) dan dijadwalkan berakhir pada Rabu (7/4) yang ditutup dengan pembacaan poin-poin rekomendasi hasil muktamar yang diikuti ratusan dosen dari berbagai kampus di Tanah Air itu.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021