Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat untuk mengaji kitab kuning yang selama ini menjadi korpus pembelajaran di pesantren, sebagai bagian dari upaya penguatan spritualitas.

"Kami tidak ingin membuat para ASN menjadi santri semua. Tapi, paling tidak akan mendapatkan siraman rohani sebagaimana para santri. Sehingga akan memperkuat spiritualitas kita, iman kita, yang nantinya akan memperbaiki produktivitas dalam hidup kita semua," kata Bupati Ipuk saat membuka acara Smart Santri di Ponpes Al Falah di Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, Rabu malam.

Kegiatan Smart Santri ini, katanya, merupakan rangkaian pengajian kitab kuning yang digelar secara hybrid. ASN dan warga Banyuwangi yang mengikutinya secara daring melalui aplikasi zoom dan channel youtube.

Sementara sejumlah pejabat ikut mengaji secara langsung di lokasi kegiatan. Hal ini tidak saja bertujuan untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes), tapi juga untuk melakukan efisiensi waktu.

"Kami berikhitiar agar acara ini menjadi sarana untuk belajar secara efisien dan pintar. Dengan cara ini, kami akan belajar kitab-kitab yang diajarkan di pesantren," tuturnya.

Ipuk menyampaikan, acara Smart Santri sendiri digelar secara regular. Digelar dua kali dalam sebulan di tiap Rabu malam. Berpindah dari satu pesantren ke pesantren yang lain dan melibatkan kiai-kiai di Banyuwangi.

"Semoga kita diberikan keistiqamahan untuk mengikuti acara ini. Sehingga diberikan ilmu yang bermanfaat serta bertambahnya keimanan," ujarnya.

Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi, KH. Zainullah Marwan mengapresiasi kegiatan Smart Santri. Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab seorang pemimpin terhadap bawahannya. Tidak sekadar dalam konteks profesional pekerjaan, tapi juga memperkuat keruhanian para bawahannya.

"Pada hakikatnya semua makhluk, termasuk kita manusia ini, diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bekerja. Kita harus bekerja. Tapi, harus meniati segala pekerjaan kita sebagai bagian ibadah kepada Allah. Di sinilah, bentuk tanggung jawab seorang pemimpin. Bagaimana dengan ngaji ini, akan memberikan pemahaman bahwa pekerjaan kita adalah ibadah kepada Allah," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021