Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim melakukan promosi satu paket dengan beberapa pihak untuk mendorong bangkitnya kunjungan wisata di tengah pandemik COVID-19 di wilayah Jawa Timur.
Ketua Umum PHRI Jatim Dwi Cahyono di Surabaya, Jumat, mengatakan pandemi COVID-19 membuat para pengusaha kelabakan, sebab tidak hanya minim pendapatan, namun banyak pihak hotel dan rumah makan di Jatim terpaksa melakukan efisiensi sumber daya manusia (SDM) untuk meminimalisasi pengeluaran.
"Sebetulnya sejak pertama kami upayakan langkah-langkah yang efisien, jadi untuk operasional langkah-langkah efisiensi SDM dan operasional," ujar Dwi saat dikonfirmasi.
Oleh karena itu, Dwi mengaku tidak diam selama ini, sebab sejumlah alternatif dan inovasi telah dilakukan pihaknya, namun masih tidak berdampak signifikan.
Saat ini, kata dia, terus meningkatkan kreativitas salah satunya melakukan paket atau bundling yakni jual bersama-sama menggandeng beberapa pihak.
"Terkait itu (bundling), kami kerja sama dengan AirAsia, pusat oleh-oleh, PT KAI (Kereta Api Indonesia), dan UMKM, semuanya jadi 1 paket, jadi tidak mengeluarkan biaya lebih banyak," ujarnya.
Ia mengakui, hingga saat ini masyarakat masih merasa takut karena kondisi pagebluk atau pandemik, terlebih adanya status warna zona beberapa daerah yang membuat masyarakat semakin takut bepergian atau menginap di hotel.
"Sebenarnya dari pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya, tapi keengganan masyarakat untuk melakukan perjalanan, karena status daerah, dan membuat orang enggan," tutur-nya.
Sebelumnya, sejumlah pengelola hotel di Jatim juga melakukan berbagai upaya untuk bertahan di tengah pandemik, salah satunya maksimalkan promosi lewat media sosial atau digital marketing.
CEO Amithyahotels, Rucita Permatasari mengakui di masa pandemik perlu banyak sekali yang dikembangkan. Misalnya, menggencarkan delivery order (pesan antar) melalui media sosial hingga menawarkan promo menu makanan dengan harga terjangkau.
Dia menyadari bahwa selama pandemik, kegiatan perhotelan tidak bisa dilakukan seperti biasa, sehingga harus dialihkan ke digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua Umum PHRI Jatim Dwi Cahyono di Surabaya, Jumat, mengatakan pandemi COVID-19 membuat para pengusaha kelabakan, sebab tidak hanya minim pendapatan, namun banyak pihak hotel dan rumah makan di Jatim terpaksa melakukan efisiensi sumber daya manusia (SDM) untuk meminimalisasi pengeluaran.
"Sebetulnya sejak pertama kami upayakan langkah-langkah yang efisien, jadi untuk operasional langkah-langkah efisiensi SDM dan operasional," ujar Dwi saat dikonfirmasi.
Oleh karena itu, Dwi mengaku tidak diam selama ini, sebab sejumlah alternatif dan inovasi telah dilakukan pihaknya, namun masih tidak berdampak signifikan.
Saat ini, kata dia, terus meningkatkan kreativitas salah satunya melakukan paket atau bundling yakni jual bersama-sama menggandeng beberapa pihak.
"Terkait itu (bundling), kami kerja sama dengan AirAsia, pusat oleh-oleh, PT KAI (Kereta Api Indonesia), dan UMKM, semuanya jadi 1 paket, jadi tidak mengeluarkan biaya lebih banyak," ujarnya.
Ia mengakui, hingga saat ini masyarakat masih merasa takut karena kondisi pagebluk atau pandemik, terlebih adanya status warna zona beberapa daerah yang membuat masyarakat semakin takut bepergian atau menginap di hotel.
"Sebenarnya dari pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya, tapi keengganan masyarakat untuk melakukan perjalanan, karena status daerah, dan membuat orang enggan," tutur-nya.
Sebelumnya, sejumlah pengelola hotel di Jatim juga melakukan berbagai upaya untuk bertahan di tengah pandemik, salah satunya maksimalkan promosi lewat media sosial atau digital marketing.
CEO Amithyahotels, Rucita Permatasari mengakui di masa pandemik perlu banyak sekali yang dikembangkan. Misalnya, menggencarkan delivery order (pesan antar) melalui media sosial hingga menawarkan promo menu makanan dengan harga terjangkau.
Dia menyadari bahwa selama pandemik, kegiatan perhotelan tidak bisa dilakukan seperti biasa, sehingga harus dialihkan ke digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021