Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan jemput bola mengambil sampel darah bagi para penyintas COVID-19 dalam program Gerakan Donor Plasma Darah Konvalesen, disingkat "Gedor Pasen".

"Bersama tim, kami telah bersiap untuk jemput bola. Setelah mendapatkan data penyintas COVID-19 dari Dinas Kesehatan Kota Kediri, segera kami akan tindaklanjuti, bahkan kami siap bila harus datang ke lokasi masing-masing calon pendonor untuk mengambil sampel darah mereka," kata Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Kediri dr Ira Widyastuti di Kediri, Minggu.

Pihaknya menegaskan untuk fasilitas dalam rangka donor plasma darah konvalesen itu di PMI Kota Kediri juga sudah siap.

"Kami sudah siapkan segala kelengkapan untuk proses donor plasma darah konvalesen ini, mulai dari alat hingga kelengkapan pendukung lainnya," ujar dia.

Ia menambahkan, metode terapi plasma konvalesen ini berdasarkan pengalaman di dunia medis dinilai cukup efektif membantu kesembuhan pasien.

"Seseorang yang sudah mendapat plasma darah, tingkat kesembuhannya tinggi. Saya pernah menangani pasien dengan pneumonia berat dan ia melakukan terapi plasma darah konvalesen ini, cukup satu kantong (200 cc), satu hari kemudian kondisinya sudah berangsur membaik, bahkan menghilang pneumonianya," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan angka kematian akibat COVID-19 di Kota Kediri mengalami peningkatan.

"Per tanggal 16 Januari 2021, ada tambahan satu kasus kematian, jadi total sejauh ini ada 82 orang dinyatakan meninggal akibat COVID-19 di Kota Kediri," kata Fauzan.

Pria yang juga Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kediri ini menambahkan, pemerintah kota tidak mau hal ini terus berlanjut sehingga berupaya mencari solusi terbaik untuk menekan angka kematian akibat COVID-19 di Kota Kediri. Hingga membuat terobosan dengan program "Gedor Pasen" tersebut.

"Jadi Gedor Pasen atau gerakan donor plasma darah konvalesen ini merupakan upaya Pemkot Kediri untuk menekan angka kematian akibat COVID-19 di Kota Kediri," ujar dr Fauzan.

Ia menambahkan, program ini bentuk aksi kemanusiaan untuk membantu pasien yang sedang berjuang melawan COVID-19.

"Kami ingin mengajak para penyintas COVID-19 untuk beramal dengan cara mendonorkan plasma darahnya untuk kemudian diinjeksikan kepada pasien COVID-19, atau dikenal dengan terapi plasma konvalesen," kata dia.

Fauzan juga menegaskan, program itu secara medis cukup efektif. Ia berharap dengan program itu bisa menjadi harapan baru bagi pasien yang terpapar COVID-19 untuk bisa sembuh.

"Kalau secara logika medis hal ini cukup efektif, sama dengan vaksin yang terdiri dari virus yang dimatikan lalu disuntikkan ke tubuh kita, untuk membentuk antibodi, begitu juga dengan metode plasma darah ini. Namun yang membedakan metode plasma darah ini antibodi sudah terbentuk dan akan diinjeksikan kepada penderita sehingga penderita itu memiliki antibodi untuk melawan virus COVID-19," kata Fauzan.

Fauzan berharap melalui aksi kemanusiaan ini, banyak penyintas COVID-19 yang tergerak hatinya dan mau mendonorkan plasma darahnya untuk terapi penyembuhan pasien COVID-19 di Kota Kediri.

"Semoga program ini dapat berjalan lancar, sehingga akan banyak pasien COVID-19 yang tertolong dan angka kematian di Kota Kediri akibat Covid-19 dapat ditekan secara signifikan," kata Fauzan.

Di Kota Kediri, kasus COVID-19 per Sabtu (16/1) mencapai 865 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah itu, 35 orang masih dirawat, enam orang masih dipantau, 741 orang sudah sembuh, dan 83 orang telah meninggal dunia.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021