Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak para pengusaha milenial di Kota Kediri, Jawa Timur, untuk bangkit sehingga usahanya tetap berjalan di masa pandemi COVID-19 ini.

"Ini untuk menggiatkan usaha di masa pandemi COVID-19 ini, terutama pengusaha milenial untuk bangkit. Kami berusaha memberi pendampingan dengan workshop yang diselenggarakan ini," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Tanto Wijohari di Kediri, Kamis.

Pihaknya sengaja menyelenggarakan workshop dengan mengundang pengusaha kopi asal Kota Malang, Satya Sandida. Ia memberikan materi dan pengetahuannya tentang usaha kopi, sehingga diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi para pengusaha kopi dari Kota Kediri untuk bertahan terlebih lagi di masa pandemi COVID-19.

"Ini yang kami programkan agar pengusaha milenial di Kediri lebih baik. Karena milenial ini punya inovasi dan kreativitas. Kalau pemuda sudah patah semangat susah berharap agar bangkit. Makanya kami dampingi," kata dia.

Dalam acara ini, diikuti sekitar 50 orang pengusaha kopi asal Kota Kediri. Mereka sebelumnya juga telah ikut seleksi dengan mendaftar di jejaring sosial milik Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri. Bagi yang lolos seleksi, hadir dalam acara sebagai peserta.

Sementara itu, Satya Sandida, pemilik Nomaden Coffee Malang ini mengaku sebelum menekuni usaha kedai kopi ini, dirinya bekerja sebagai seorang salesman. Saat bekerja, ia sering ke warung kopi. Ia kemudian berpikir membuat usaha serupa dengan belajar meracik kopi secara otodidak. Bahkan, dirinya totalitas menekuni usaha ini dan keluar dari pekerjaan sebelumnya.

Satya mengakui awal mula dirinya menjajakan kopi secara berkeliling menggunakan gerobak. Ia mencoba meniru konsep jualan pedagang luar negeri.

Dirinya menekuni usaha ini sejak 2014. Dari awalnya berkeliling, kini dirinya sudah mempunyai sejumlah tempat berjualan yang tidak lagi berpindah-pindah lokasi. Bahkan, kini sudah mempunyai beberapa lapak untuk berjualan.

Ia mengakui ada berbagai kendala saat merintis usahanya, misalnya cuaca. Usahanya dibuka sore hari, namun karena sore hari sering hujan hingga akhirnya salah satu gerainya dibuka pagi hari. Kendati awalnya pelanggan sedikit, kini cukup banyak.

Untuk mencari pelanggan, dirinya juga membuat trik khusus seperti memberikan snack tambahan. 20 pengunjung pertama mendapatkan snack tambahan dan ternyata trik berhasil.

"Di bulan pertama susah tapi ada trik tambahan snack gratis. 20 pengunjung pertama sampai jam 14.00 WIB, lha yang datang sampai 40. Kemudian juga berani membuat kopi kemasan. Namun, orang yang minum kopi di kedai itu ingin suasana, pelanggan juga butuh. Jadi, kami tetap edukasi," kata dia.

Ia juga tidak khawatir berbagi resep kopi jualannya. Ia yakin pelanggan tetap akan setia berkunjung ke kedainya, kendati resep kopi yang diberikan juga dibuat sendiri di rumah. Dirinya yakin, setiap tangan akan menciptakan rasa yang berbeda, sehingga rejeki tetap akan didapat.

Acara itu digelar di salah satu kafe wilayah Kota Kediri dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Peserta harus mengenakan masker serta jaga jarak. (*)
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020