Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan enam pilar menuju kota pintar, dalam evaluasi tahap pertama Kota Kediri, Jawa Timur, yang dilaksanakan secara virtual dengan para tim assesor evaluasi smart city atau kota pintar.
"Untuk tercapainya program smart city di Kota Kediri, ada enam pilar yang terdiri dari smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society dan smart environment yang harus direalisasikan," kata Wali Kota di Kediri, Kamis.
Ia mengungkapkan, Smart governance, pemerintah harus dapat memfasilitasi perubahan, dan perkembangan sosial dengan baik. Contohnya di Kota Kediri membuat beberapa aplikasi seperti cek bansos, pecut, tilang COVID-19, Sakti, E-BPHTB, dan aplikasi SIE.
Kedua, smart branding, Kota Kediri membuat event menarik untuk mengenalkan kota seperti Dhoho Street Fashion, musik virtual dan lainnya serta membuat program kampung keren, jamu dan kampung tenun.
Ketiga, smart economy dengan program-program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi seperti UMKM go to marketplace, fasilitas kemudahan akses modal kerja, bantuan sosial, padat karya, kartu sahabat dan lainnya.
Lalu untuk pilar keempat smart society. Kota Kediri membuat program English Massive, Quran Massive, Si Jamal, Genibudujari, posko isolasi mandiri, dan lainnya.
Pilar kelima smart environment, Kota Kediri membuat Peraturan Wali Kota tentang Pengendalian Penggunaan Wadah Plastik untuk Mengurangi Sampah Plastik yang susah diuraikan, membuat TPA regional, bank sampah dan sebagainya.
Untuk pilar terakhir smart living, Kota Kediri membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti gemakiba, angkutan gratis, bus sekolah, aktivitas ruang terbuka hijau, kampanye gemarikan, senam ibu hamil dan masih banyak.
Keenam pilar tersebut, lanjut dia, masing-masing memiliki perannya masing-masing dan saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Untuk menuju terwujudnya Gerakan Menuju 100 Kota Cerdas (Smart City) di Indonesia, dilakukan evaluasi tahap pertama. Di Kota Kediri dilaksanakan secara virtual dengan para tim assesor evaluasi smart city karena masih masa pandemi COVID-19. Dalam evaluasi tahap pertama ini, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga didampingi oleh Tim Smart City Kota Kediri.
Dalam evaluasi tahap pertama smart city ini, Wali Kota Kediri mengungkapkan tentang komitmennya untuk menjadikan Kota Kediri smart sudah sejak awal menjabat.
Beberapa program dibuat untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di Kota Kediri dan diselesaikan juga secara smart, contohnya Kota Kediri telah berkolaborasi dengan perguruan tinggi dengan membuat Kampung Senyum Kelurahan Pocanan, Mrican dan Ngletih dan Kampung IVA yang pilot projectnya Kelurahan Campurejo.
Selain perguruan tinggi, SMK di Kota Kediri juga dilibatkan dalam event tahunan Dhoho Street Fashion untuk membangun ekonomi dan branding Kota Kediri.
Di masa pandemi seperti ini, lanjut Wali Kota, banyak inovasi dibuat oleh Kota Kediri salah satunya dalam hal bantuan sosial.
Wali Kota menjelaskan di awal pandemi banyak daerah yang disibukkan terkait bantuan sosial, namun Kota Kediri telah bekerjasama dengan bank untuk menyalurkan bantuan sosial melalui peluncuran kartu sahabat. Datanya terintegrasi dengan DTKS dan NIK Dispendukcapil Kota Kediri.
Selain itu ada program Si Jamal yang menggandeng lembaga amal untuk membantu meringankan beban sesama yang kekurangan karena terdampak COVID-19, karena banyak masyarakat pendapatannya menurun bahkan ada juga yang kehilangan pekerjaannya.
Dalam acara tersebut, juga diikuti Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Umum Chevy Ning Suyudi, Ketua Tim Assesor Evaluasi Smart City Wikan Danarsunindyo, anggota tim assesor Farid Subkhan, Philip Gobang, Lukito Edi Nugroho, Bambang Dwi Anggono, Dwi Martina, dan Nova Zanda, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tim Smart City Kota Kediri, pelaku UMKM, komunitas, perguruan tinggi, sekolah, penyandang disabilitas, masyarakat yang ikut bergabung secara virtual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Untuk tercapainya program smart city di Kota Kediri, ada enam pilar yang terdiri dari smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society dan smart environment yang harus direalisasikan," kata Wali Kota di Kediri, Kamis.
Ia mengungkapkan, Smart governance, pemerintah harus dapat memfasilitasi perubahan, dan perkembangan sosial dengan baik. Contohnya di Kota Kediri membuat beberapa aplikasi seperti cek bansos, pecut, tilang COVID-19, Sakti, E-BPHTB, dan aplikasi SIE.
Kedua, smart branding, Kota Kediri membuat event menarik untuk mengenalkan kota seperti Dhoho Street Fashion, musik virtual dan lainnya serta membuat program kampung keren, jamu dan kampung tenun.
Ketiga, smart economy dengan program-program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi seperti UMKM go to marketplace, fasilitas kemudahan akses modal kerja, bantuan sosial, padat karya, kartu sahabat dan lainnya.
Lalu untuk pilar keempat smart society. Kota Kediri membuat program English Massive, Quran Massive, Si Jamal, Genibudujari, posko isolasi mandiri, dan lainnya.
Pilar kelima smart environment, Kota Kediri membuat Peraturan Wali Kota tentang Pengendalian Penggunaan Wadah Plastik untuk Mengurangi Sampah Plastik yang susah diuraikan, membuat TPA regional, bank sampah dan sebagainya.
Untuk pilar terakhir smart living, Kota Kediri membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti gemakiba, angkutan gratis, bus sekolah, aktivitas ruang terbuka hijau, kampanye gemarikan, senam ibu hamil dan masih banyak.
Keenam pilar tersebut, lanjut dia, masing-masing memiliki perannya masing-masing dan saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Untuk menuju terwujudnya Gerakan Menuju 100 Kota Cerdas (Smart City) di Indonesia, dilakukan evaluasi tahap pertama. Di Kota Kediri dilaksanakan secara virtual dengan para tim assesor evaluasi smart city karena masih masa pandemi COVID-19. Dalam evaluasi tahap pertama ini, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga didampingi oleh Tim Smart City Kota Kediri.
Dalam evaluasi tahap pertama smart city ini, Wali Kota Kediri mengungkapkan tentang komitmennya untuk menjadikan Kota Kediri smart sudah sejak awal menjabat.
Beberapa program dibuat untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di Kota Kediri dan diselesaikan juga secara smart, contohnya Kota Kediri telah berkolaborasi dengan perguruan tinggi dengan membuat Kampung Senyum Kelurahan Pocanan, Mrican dan Ngletih dan Kampung IVA yang pilot projectnya Kelurahan Campurejo.
Selain perguruan tinggi, SMK di Kota Kediri juga dilibatkan dalam event tahunan Dhoho Street Fashion untuk membangun ekonomi dan branding Kota Kediri.
Di masa pandemi seperti ini, lanjut Wali Kota, banyak inovasi dibuat oleh Kota Kediri salah satunya dalam hal bantuan sosial.
Wali Kota menjelaskan di awal pandemi banyak daerah yang disibukkan terkait bantuan sosial, namun Kota Kediri telah bekerjasama dengan bank untuk menyalurkan bantuan sosial melalui peluncuran kartu sahabat. Datanya terintegrasi dengan DTKS dan NIK Dispendukcapil Kota Kediri.
Selain itu ada program Si Jamal yang menggandeng lembaga amal untuk membantu meringankan beban sesama yang kekurangan karena terdampak COVID-19, karena banyak masyarakat pendapatannya menurun bahkan ada juga yang kehilangan pekerjaannya.
Dalam acara tersebut, juga diikuti Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Umum Chevy Ning Suyudi, Ketua Tim Assesor Evaluasi Smart City Wikan Danarsunindyo, anggota tim assesor Farid Subkhan, Philip Gobang, Lukito Edi Nugroho, Bambang Dwi Anggono, Dwi Martina, dan Nova Zanda, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tim Smart City Kota Kediri, pelaku UMKM, komunitas, perguruan tinggi, sekolah, penyandang disabilitas, masyarakat yang ikut bergabung secara virtual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020