Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengimbau warga untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi dengan cuaca ekstrem dan fenomena La Nina yang dapat terjadi di Kota Probolinggo, Jawa Timur.
"Semua masyarakat dan pemangku kepentingan di Kota Probolinggo harus mewaspadai bencana cuaca ekstrem dan anomai La Nina," katanya usai menggelar apel kesiapsiagaan bencana di halaman kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo, Senin.
Apel tersebut dihadiri Kapolresta AKBP RM Jauhari, Kasdim 0820 Mayor Inf Meftah Puaddi, kepala OPD terkait dan camat. Sedangkan peserta apel terdiri dari personil Polresta, Kodim, Zipur, BPBD, Tagana, PMI, Dishub, Pol-PP Damkar, DLH, PU PERKIM dan Kesbangpol.
"Bencana hidtrometeorologi cuaca ekstrem dan anomali La Nina yang diperkirakan terjadi pada awal musim hujan di akhir bulan November 2020, awal Desember 2020 dan Januari 2021," tuturnya.
Menurut dia, hasil pemantauan potensi oleh BPBD Kota Probolinggo tercatat masih ada kawasan merah pada peta rawan bencana banjir, sehingga pihaknya mengimbau kepada masyarakat melalui RT/RW untuk segera melaksanakan kerja bakti di lingkungan masing-masing mulai dari rumah, selokan dan saluran drainase lainnya.
"Para petani pun diminta agar residu pascapanen pada lahan pertanian dikelola dengan bijaksana, dengan tidak ditumpuk di aliran sungai atau saluran lainnya," ucap wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi.
Ia mengatakan edukasi budaya sadar tentang bencana banjir dan angin puting beliung harus ditingkatkan, agar masyarakat lebih siap dan siaga menghadapi bencana tersebut, khususnya warga yang tinggal di wilayah rawan banjir dan puting beliung.
"Sosialisasikan kepada masyarakat terkait upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya di masa pandemi COVID-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan, kedisiplinan dan kesadaran yang tinggi," ujarnya.
Usai apel kesiapsiagaan, Wali Kota Hadi bersama Kapolresta AKBP RM Jauhari dan Kasdim mengecek kesiapan pasukan dan alat kebencanaan seperti armada motor, alat berat, mobil damkar, mobil polisi, mobil pemotong pohon dari DLH.
"Selain dilakukan pengecekan pasukan, juga ada dapur umum Tagana dan tenda darurat beserta perlengkapannya yang juga dicek untuk kesiapsiagaannya," katanya.
Sesuai peta rawan risiko rawan banjir di Kota Probolinggo, lanjut dia, ada beberapa kelurahan di sejumlah kecamatan punya risiko tinggi bencana banjir di antaranya Kelurahan Sukabumi, Mangunharjo, Jati, Wiroborang, Sukoharjo, Jrebeng Kulon, Ketapang, Pilang dan Curah Grinting.
"Alhamdulillah semua sudah siap, personil juga sudah siap. Cek alat kebencanaan semua sudah ready sehingga insyaallah untuk penanganan bencana siap menghadapi kondisi tertentu," katanya.
Habib Hadi berharap dengan kesadaran masyarakat untuk kerja bakti bisa mencegah atau mengurangi dampak yang lebih besar terhadap risiko bencana alam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Semua masyarakat dan pemangku kepentingan di Kota Probolinggo harus mewaspadai bencana cuaca ekstrem dan anomai La Nina," katanya usai menggelar apel kesiapsiagaan bencana di halaman kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo, Senin.
Apel tersebut dihadiri Kapolresta AKBP RM Jauhari, Kasdim 0820 Mayor Inf Meftah Puaddi, kepala OPD terkait dan camat. Sedangkan peserta apel terdiri dari personil Polresta, Kodim, Zipur, BPBD, Tagana, PMI, Dishub, Pol-PP Damkar, DLH, PU PERKIM dan Kesbangpol.
"Bencana hidtrometeorologi cuaca ekstrem dan anomali La Nina yang diperkirakan terjadi pada awal musim hujan di akhir bulan November 2020, awal Desember 2020 dan Januari 2021," tuturnya.
Menurut dia, hasil pemantauan potensi oleh BPBD Kota Probolinggo tercatat masih ada kawasan merah pada peta rawan bencana banjir, sehingga pihaknya mengimbau kepada masyarakat melalui RT/RW untuk segera melaksanakan kerja bakti di lingkungan masing-masing mulai dari rumah, selokan dan saluran drainase lainnya.
"Para petani pun diminta agar residu pascapanen pada lahan pertanian dikelola dengan bijaksana, dengan tidak ditumpuk di aliran sungai atau saluran lainnya," ucap wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi.
Ia mengatakan edukasi budaya sadar tentang bencana banjir dan angin puting beliung harus ditingkatkan, agar masyarakat lebih siap dan siaga menghadapi bencana tersebut, khususnya warga yang tinggal di wilayah rawan banjir dan puting beliung.
"Sosialisasikan kepada masyarakat terkait upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya di masa pandemi COVID-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan, kedisiplinan dan kesadaran yang tinggi," ujarnya.
Usai apel kesiapsiagaan, Wali Kota Hadi bersama Kapolresta AKBP RM Jauhari dan Kasdim mengecek kesiapan pasukan dan alat kebencanaan seperti armada motor, alat berat, mobil damkar, mobil polisi, mobil pemotong pohon dari DLH.
"Selain dilakukan pengecekan pasukan, juga ada dapur umum Tagana dan tenda darurat beserta perlengkapannya yang juga dicek untuk kesiapsiagaannya," katanya.
Sesuai peta rawan risiko rawan banjir di Kota Probolinggo, lanjut dia, ada beberapa kelurahan di sejumlah kecamatan punya risiko tinggi bencana banjir di antaranya Kelurahan Sukabumi, Mangunharjo, Jati, Wiroborang, Sukoharjo, Jrebeng Kulon, Ketapang, Pilang dan Curah Grinting.
"Alhamdulillah semua sudah siap, personil juga sudah siap. Cek alat kebencanaan semua sudah ready sehingga insyaallah untuk penanganan bencana siap menghadapi kondisi tertentu," katanya.
Habib Hadi berharap dengan kesadaran masyarakat untuk kerja bakti bisa mencegah atau mengurangi dampak yang lebih besar terhadap risiko bencana alam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020